PALEMBANG, fornews.co – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Palembang, mengajak pemuda di Bumi Sriwijaya untuk berperan dalam menepis intileransi.
Ketua GMKI Palembang Adi Panjaitan menyampaikan, GMKI memandang betapa pentingnya menyikapi intoleransi yang tengah meradang di tengah kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
“Pemuda adalah kekuatan, dan tonggak untuk menjaga kesatuan bangsa. Jangan pernah kita terpecah belah hanya oleh kepentingan sekelompok orang yang tidak jelas,” ujarnya kepada fornews.co, Jumat (19/04).
Ia menyampaikan, dalam merawat kebhinekaan, sebelumnya GMKI mengadakan seminar kebangsaan yang bertajuk Rumah Pancasila di Gedung Graha Bina Praja Jumat (12/04). Acara seminar kebangsaan tersebut mengundang pemateri, di antaranya Kapolda Irjen Pol Drs Zulkarnain Adinegara, Dandim 0418 Palembang, Bawaslu Sumsel, KPU Palembang, serta Ketua Umum PP GMKI.
“Di mana kaum milenial merupakan peranan yang sangat penting, kami ingin memperkenalkan kaum milenial untuk menjadi bagian dari sejarah,” katanya.
Selain itu, generasi milenial yang melek akan informasi diharapkan tidak menelan begitu saja informasi yang beredar mengingat tingginya hoaks saat ini.
Sementara, Ketum PP GMKI Korneles Galanjinjinay menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan berita hoaks yang tersebar juga berasal dari para kaum milenial mengingat banyaknya sosial media yang dimiliki oleh per individu.
Bangsa yang rendah tingkat pendidikannya dapat diperbaiki dengan mencerdaskannya. Bangsa yang rendah perekonomiannya dapat diperbaiki dengan melakukan pembangunan. Akan tetapi, bangsa yang kehilangan persatuannya merupakan awal dari segala kehancuran.
Oleh karena itu, melalui seminar kebangsaan se-Sumsel yang bertajuk Rumah Pancasila dapat menyadari para kaum milenial bahwa pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. (irs)
Berikut kiat memerangi hoaks:
1. Cerdas pakai sosmed;
2. Mencari kebenaran informasi yg beredar;
3. Tidak ikut membagi (share) informasi yang belum valid;
4. Melaporkan hoaks ke pihak berwajib.