JAKARTA, fornews.co — Membangun masa depan finansial yang lebih baik dapat dilakukan oleh siapapun, termasuk aparatur negara sipil (ASN).
Plt. Kepala Biro Keuangan Kemensetneg, Healthy Arief Harmono, mewakili Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Sesmen Setneg) memastikan investasi tidak hanya bagi yang berpenghasilan besar.
“Kita semua bisa mulai dari langkah kecil, dan di sinilah peran penting lembaga keuangan seperti Bank BRI,” ujarnya pada acara Sosialisasi Kerja Sama Layanan Perbankan BRI dan Literasi Keuangan pada Rabu, 21 Mei 2025 di Gedung Krida Bhakti, Jakarta.
Dijelaskan, Bank BRI hadir untuk menjembatani kebutuhan dan memberikan akses investasi yang aman, mudah, dan terjangkau bagi ASN.
Dengan memahami literasi keuangan akan dapat mengenali produk-produk perbankan yang sesuai dengan profil dan kebutuhan ASN.
Sosialisasi ini bukan sekadar ajakan, tetapi juga dorongan untuk membangun masa depan finansial yang lebih baik dimulai dari pengelolaan gaji bulanan.
“Apa sih investasi yang aman untuk ASN?” tanya Head of Sales and Business Partnership, Windi Widiastuty.
ASN tidak seperti pengusaha yang dananya bisa tetiba dapat berubah masif sehingga perlu memilih investasi yang tepat dan aman.
Windi menyebut Surat Berharga Negara (SBN) adalah jenis investasi yang aman bagi ASN karena incomenya dinilai masif.
“Kenapa ini cocok untuk ASN? Cocok dalam arti masih sesuai dengan protokol risiko ASN karena SBN memberi kupon yang sudah dijanjikan di awal,” ungkapnya.
Namun, ada jenis investasi lain yang dapat direncanakan untuk masa depan. Salah satunya, emas.
Emas dipandang dapat membackup dana darurat dan dana pensiun, sekaligus untuk memenuhi berbagai tujuan.
“Tujuannya apa sih kalau kita berinvestasi? Pasti untuk mewujudkan rencana-rencana di kehidupan kita kan?” seloroh Ela Nurparida Soepandy selaku Relationship Manager Divisi Bisnis Bullion PT Pegadaian.
Memilih investasi emas adalah cara cerdas karena dengan emas dana akan mudah dicairkan. Emas juga mudah dijual, digadai atau diwariskan.
Harga emas juga cenderung berubah naik. Hal ini dinilai menguntungkan karena emas tahan inflasi dan terbilang berisiko rendah.
“Asetnya nyata dan awet. Mudah dibeli, dikelola, dirawat, diuangkan dan dipindahtangankan,” kata Ela.
Kemas M. Rumaiyar selaku Regional Head 3 Marketing Development PT Bursa Efek Indonesia menyampaikan BRI memiliki instrumen-instrumen investasi seperti emas, saham, obligasi, SBN dan juga Reksa Dana.
“Tetapi saham, obligasi dan reksa dana, terlebih dahulu harus dikenali profil risikonya agar terhindar dari investasi bodong dan tidak logis hanya mengandalkan janji palsu,” ungkapnya.
Hal ini berkaitan dengan pasar modal Indonesia atau pertemuan pasar berisikan perusahaan tercatat yang memerlukan dana jangka panjang.
Masih kata Arief, acara yang digelar ini wujud kolaborasi antara Kemensetneg bersama BRI dalam memberikan literasi keuangan kepada pejabat dan pegawai di lingkungan Kemensetneg.
“Pada akhirnya, kita lebih berani dan percaya diri untuk memulai langkah kecil dalam berinvestasi demi masa depan,” pungkasnya.

















