PALEMBANG, fornews.co – Limpahan hujan deras yang kerap turun di Kota Palembang selama beberapa hari ini, membuat sebagian wilayah kota terkepung genangan air.
Meski ada jedah, namun intentitas hujan yang turun di Kota Palembang, khususnya tiga hari sejak Jumat (8/3/2025) hingga Minggu (9/3/2025) cukup tinggi.
Rasa khawatir terhadap yang terjadi sebelumnya, wilayah-wilayah yang relatif rendah dan jalan-jalan penghubung terkepung air. Salah satu wilayah tersebut yakni di Kelurahan Pipareja Kecamatan Kemuning Palembang.
Bisa dipastikan kondisi tersebut menjadikan warga sangat tidak nyaman. Karena, saat terjadi hujan deras dan muncul banjir, warga yang lagi berkendara, beraktivitas lain dan berdagang, harus menyelamatkan semua barangnya masing-masing. Terlebih, saat ini warga terutama umat Muslim tengah menjalani ibadah di bulan Suci Ramadhan.
Jenderal Baratayudha, Dedek Chaniago menyampaikan, karena masyarakat sudah memutuskan bahwa yang memimpin Kota Palembang selanjutnya setelah Wali Kota (Wako) Harnojoyo dan Wakil Wali Kota (Wawako) Firti Agustinda serta Pj Ratu Dewa dan Pj Cheka Virgowansyah, adalah Ratu Dewa dan Prima Salam (RDPS), berdasarkan Pilkada Palembang 2024 dengan Surat Keputusan MK dan KPU Kota Palembang, maka selanjutnya persoalan Kota Palembang adalah persoalan bersama.
“Maka dari itu, berbagai solusi terbaik dari siapapun termasuk usulan solusi dari Yudha Pratomo Mahyudin YPM), harus diterima. Seperti kritik soal tata ruang yang serampangan, dan izin pembangunan yang tidak sesuai peruntukannya wajib untuk di evalusi,” ujar dia, Sabtu (8/3/2025).
Dedek menjelaskan, bahwa banjir yang terjadi ini jadi momentum bagi RDPS untuk segera bekerja cepat mengatasi dari akar masalahnya, agar tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini ketika hujan turun.
“Tidak patut sesungguhnya menyalahkan hujan, sebab dalam Alquran Surat Al-Rum/30:41 yang berbunyi telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar,” jelas dia.
Pada Pilkada Palembang 2024 kemarin, terang Dedek, YPM telah menyampaikan persoalan banjir adalah masalah integritas dan kompetensi. Kota Palembang ini tidak punya Rencana Induk Ketahanan Banjir (RIKB), hingga tidak ada langkah strategis yang komprehensif yang berbasis data untuk mencegah banjir, dengan memperbaiki sistem drainase kota secara menyeluruh.
“Jadi, ini pintu masuk agar Pemkot Palembang segera menyusun RIKB dan setop menyalahkan hujan menjadi penyebab banjir,” tandas dia. (aha)