BANDUNG-Carut marutnya penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Provinsi Jawa Barat mendapat kritikan dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Wakil Ketua Umum KOI, Muddai Madang mengungkapkan, banyak hal yang harus di evaluasi dari penyelenggaraan kalender empat tahunan multi even tingkat nasional ini. Terutama dalam hal kepemimpinan wasit dan hakim yang memimpin pertandingan.
“Harus diakui, masih banyak ketidakjujuran yang dilakukan wasit maupun hakim dalam PON Kali ini. Padahal kita (KOI) memiliki harapan besar pada atlet berkualitas dan berpotensi yang dihasilkan dari ajang ini. bagaimana kalau sistemnya seperti ini,” kata Muddai Madang di sela-sela kunjungannya di arena PON XIX di Bandung, Sabtu (24/10).
Menurut mantan Ketua KONI Sumatera Selatan ini, PON XIX seyogyanya melahirkan juara yang berkualitas,n agar mampu bersaing di ajang yang lebih tinggi seperti SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade.
”Karena itu menangnya harus dengan cara fair, bukan lantaran keberpihakkan wasit maupun faktor non tehnis lainnya. Untuk apa menjadi juara, kalau nantinya tidak dihargai,”sambungnya.
Oleh sebab itu, dia berharap pentingnya evaluasi secara menyeluruh dalam penyelenggraan PON XIX, agar juaranya bisa menapaki karir ke jenjang yang lebih baik lagi.
Muddai melanjutkan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah Kemenpora yang akan mempertandingan cabang olahraga di PON, mengacu pada Olimpiade. Karena itu, kedepan KONI, KOI dan Satlak Prima akan duduk bersama untuk membuat rumusan mengenai sistem pembinaan olahraga secara berkesinambungan.
“Selain itu, pengurus cabang olahraga harus memiliki integritas dan mampu membawa organisasi yang di pimpin, menjadi berkwalitas. Sebab harus kita akui, masih ada pengurus cabor yang sama sekali tidak memiliki tanggung jawab dalam membina atlet. Ini yang harus kita benahin agar kedepan setiap pengurus cabor memahami fungsi dan tugasnya masing-masing,”pungkasnya. (har)