IWAN SETIAWAN (PALEMBANG)
Malang melintang di lintasan panjat tebing sebagai atlet dalam kurun waktu 1992-1999, menjadi bukti kecil kecintaan Karsono Prasetya kepada dunia panjat memanjat. Bahkan setelah memutuskan pensiun sebagai atlet, Karsono pun merintis klub panjat tebing yang diberi nama Creep Climbing Club untuk melahirkan atlet-atlet panjat tebing andal.
Namun Akang Karsono, begitu ia akrab disapa, kala itu terpecah konsentrasinya dengan usaha yang tengah dijalani. Selain melatih di klub panjat tebingnya, Akang Karsono juga mengembangkan usaha pembuatan wall dan poin panjat tebing serta pembuat jalur panjat tebing di berbagai tempat khususnya di Pulau Jawa.
Puas merantau ke berbagai daerah, Karsono memutuskan kembali ke Palembang pada tahun 2011. Sepulangnya ke Palembang, Karsono masih menggeluti usaha pembuatan wall panjat tebing. Namun karena orderan tidak seramai sewaktu di Jawa, Karsono pun memutuskan untuk fokus mengembangkan klub panjat tebing Spiderwall Climbing Club yang didirikannya pada tahun 2012. Pendirian Spiderwall Climbing Club tak lepas dari keresahan Karsono terkait lambannya regenerasi atlet panjat tebing di Palembang.
“Tujuannya tentu prestasi. Tapi saya melihat hal lain yang lebih penting yakni soal regenerasi atlet panjat tebing yang masih kurang. Selain itu, hal penting yang ingin saya tanamkan yakni pendidikan karakter pada anak sejak dini. Karena prihatin melihat kondisi anak-anak sekarang yang kecanduan gadget dan bermain games,” ujar Karsono.
Karsono mengisahkan, awal pendirian Spiderwall Climbing Club dirinya harus bekerja keras mencari calon-calon atlet panjat tebing untuk dibina. Salah satunya dengan melakukan pendekatan ke anak-anak yang keseharian orang tuanya berdagang di kawasan Sriwijaya Sport Center.
Pada waktu itu hanya ada beberapa anak yang mau ikut. Namun terdorong rasa penasaran, selang beberapa waktu satu per satu anak datang ke venue panjat tebing yang awalnya hanya untuk melihat-lihat saja akhirnya tertarik mencoba. Karsono bersyukur karena sejak resmi didirikan pada November 2015 jumlah anggota terus bertambah. Bahkan hingga saat ini setidaknya ada sekitar 40 orang anak yang aktif ikut latihan setiap harinya.
Menurut Karsono, berbeda dengan melatih atlet untuk kompetisi, ada tantangan tersendiri saat melatih anak-anak. Dibutuhkan kesabaran tinggi dalam melatih anak-anak karena mood anak-anak tidak bisa ditebak. Sebisa mungkin Karsono berupaya membuat anak-anak menikmati latihan dan mencintai olahraga panjat tebing.
“Sejak usia dini anak-anak diajarkan teknik dasar, boulder. Sedangkan lead, lebih ke endurance agar daya tahan anak bagus. Dan ketika anak sudah sedikit besar baru diajarkan olahraga speed. Selain itu anak-anak juga diberikan menu latihan fisik setidaknya seminggu sekali,” terang Karsono.
Untuk latihan, Spiderwall Climbing Club mengadakan 2 sesi yakni pagi pukul 08.00-10.00 WIB dan sore pukul 15.00-17.00 WIB setiap hari Selasa – Minggu.
“Setiap harinya kita jadwalkan latihan, agar anak-anak latihannya teratur,” tuturnya.
Karsono menambahkan, berbagai prestasi telah ditorehkan anak asuhnya di Spiderwall Climbing Club, di antaranya Juara I boulder beregu putra Porprov 2017, Juara I boulder mix Porprov 2019, Juara I lead putra U14 Bupati Cup Muara Enim tingkat Provinsi Sumsel tahun 2020.
Di tahun 2021 ini, sebanyak 12 atlet putra dan putri Spiderwall Climbing Club turun berkompetisi di Popda yang digelar bulan Mei. (*)