PALEMBANG, fornews.co-Masyarakat Kota Palembang sepertinya belum bisa melupakan figur Eddy Santana Putra. Ini terbukti pada Pemilihan Legislatif (Pileg) beberapa waktu lalu, masih banyak warga yang mencoblos mantan Wali Kota Palembang perioden 2003-2013 itu.
Ya, setelah sempat ‘istirahat’ selama lima tahun, Eddy Santana kembali turun gunung ke jalur politik. Namun Eddy bukan lagi berjuang dengan kendaraan PDIP, melainkan bersama bendera Partai Gerindra.
Eddy yang terdaftar dalam calon legislatif (caleg) DPR RI daerah pemilihan (dapil) Sumsel 1, mampu mengumpulkan sebanyak 85.238 suara. Eddy mendapatkan kursi kedua, setelah untuk kursi pertama didapat Edhy Prabowo dengan total 121.108 suara.
Nah, wong Palembang sendiri memberikan banyak donasi suara kepada Eddy, yakni 64.397 suara atau terbesar dibanding seluruh caleg DPR RI pada dapil tersebut. Caleg lain yang mendekati perolehan suara besar Eddy Santana di Palembang, adalah mantan Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki dengan 62.831 suara.
“Alhamdulillah, artinya masyarakat masih menghendaki saya berkiprah lagi sebagai politisi, Insyaallah kalau saya terpilih kalau lancar hingga dilantik sebagai Anggota DPR RI, saya akan berjuang untuk masyarakat di dapil Sumsel 1, khususnya Palembang yang memberikan suara tertinggi kepada saya,” ungkap Eddy, saat ditemui di kediaman pribadinya, Sabtu (11/05).
Sudah tentu, akan selalu menarik jika berbicara tentang Palembang bersama sang mantan ini. Eddy mulai berkisah bahwa pascaselesai menjalani amanahnya sebagai orang nomor satu di Palembang, dia memilih untuk menjalankan usaha. Sayangnya, usaha tersebut belum membuahkan hasil dan akhirnya panggilan politik tetap menjadi pilihan lagi.
“Mereka (masyarakat) masih ingat, saya 10 tahun sebagai Wali Kota Palembang periode 2003-2013. Sempat ada jedah lima tahun, diwaktu jedah itu saya pilih waktu untuk usaha, tapi belum berhasil. Akhirnya kembali lagi jadi politisi. Insyaallah, amanah ini akan saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Sumsel,” ujarnya.
Selama lima tahun istirahat dari panggung politik, Eddy menilai cukup banyak kemunduran Kota Palembang. Misal berkurangnya kebersihan kota, pelayanan transmusi yang jauh dari harapan, dan pelayanan air bersih menurun. Sebenarnya masih banyak lagi dan hal-hal seperti ini, tapi mudah-mudahan bisa didiskusikan dan bisa dibantu.
“Sebagai mantan wali kota 10 tahun, saya tahu Palembang. Selain itu pendidikan, pelayanan kesehatan, ekonomi kerakyatan dan infrastruktur harus dibenahi. Kalau bisa pendidikan itu gratis selama 12 tahun, dulu saya bisa gratis, Pak Alex ( Noerdin) juga bisa gratis, mengapa sekarang menjadi bayar dan mahal lagi hingga puluhan juta dengan alasan komite sekolah. Kalau perlu komite sekolah tidak usah ada lagi, bubarkan saja,” tegasnya, seraya menambahkan, tapi Alhamdulillah ada tambahan dua jembatan yang melintasi Sungai Musi.
Atas dasar itulah, Eddy punya cita-cita kuat untuk kembali membangun Palembang melalui sisi lain sebagai Anggota DPR RI. Sudah tentu bersama yang lain akan berjuang untuk rakyat Sumsel.
Bersama Partai Gerindra, Eddy menuturkan, bisa jadi karena efek Prabowo Subianto menjadikan partai ini semakin besar dan bisa dapat dua kursi di DPR RI dapil Sumsel 1, disamping perjuangan kawan-kawan yang lain.
“Ya itu tadi, masalah air bersih, infrastruktur, lingkungan perkotaan harus bagus, kekumuhan harus hilang. Itukan uangnya banyak di Jakarta ada 2.000 triliun masak kita gak dapet,” tandasnya. (tul)