YOGYAKARTA, fornews.co—Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan sektor pariwisata di Kota Yogyakarta anjlok. Pelaku wisata termasuk penginapan, kuliner dan transportasi, terancam gulung tikar. Sumber pendapatan daerah paling besar dari sektor pariwisata turut terimbas.
Mengatasi permasalahan itu, pemerintah setempat atur strategi untuk memulihkan pariwisata di Yogyakarta. Padahal kunjungan wisatawan di Yogya bisa mencapai jutaan pengunjung.
Sebanyak 100 buyer dari seluruh Indonesia dipertemukan dengan pelaku usaha melalui kegiatan Table Top yang merupakan rangkaian dari Jogja Vaganza yang digagas oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
“Jika kita melihat pada sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta, sebagian besar berasal dari sektor pariwisata, pelayanan jasa serta perdagangan umum,” ungkap Asisten Perekonomian Kota Yogyakarta, Kadri Renggono, saat membuka Table Top di Grand Inna Malioboro Hotel, Rabu (24/3/2021).
Disampaikan Kadri Renggono, Kota Yogyakarta cenderung tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah disbanding dengan kabupaten lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dijelaskan, daya tarik Kota Yogyakarta terletak pada kreativitas masyarakatnya terhadap kekayaan seni budaya dan keragaman objek wisata, yang kemudian menarik para wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
Tahun 2019 misalnya, kunjungan wisatawan domestik ke Yogyakarta mencapai 4,3 juta pengunjung dan wisatawan mancanegara sebanyak 498.866 orang.
Mengetahui besar pengaruh industri pariwisata terhadap roda perekonomian di Kota Yogyakarta, dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak agar pariwisata Kota Yogyakarta kembali bangkit. Ini tantangan besar bagi pelaku wisata.
Menurut Kadri Renggono, event Jogja Vaganza tahun ini mempertemukan berbagai kelompok usaha wisata Kota Yogyakarta dengan segenap buyers dan pelaku pariwisata di Indonesia. Hal ini menjadi kerja sama pelaku wisata, buyers, dan pemerintah setempat sebagai pemberi fasilitas promosi agar dunia pariwisata kembali bergairah.
Event itu diharapkan tidak hanya menumbuhkan gairah pariwisata dan perekonomian Kota Yogyakarta, namun dapat membuat industri dan dunia usaha wisata terus berkembang melihat tingginya permintaan pasar.
“Maka perlu dibentuk citra positif pariwisata Kota Yogyakarta yang taat menerapkan protokol kesehatan, ramah dan aman bagi wisatawan sehingga wisatawan yang datang dapat berwisata dengan nyaman,” ujar Asisten Perekonomian Kota Yogyakarta.
Dipaparkan Kadri Renggono, di Kota Yogyakarta terdapat 18 kampung wisata dengan 696 kelompok kesenian yang tersebar di 14 Kemantren dengan UMKM kurang lebih sebanyak 23.000 sebagai pendukung usaha wisata.
Pihaknya mengaku optimis event Jogja Vaganza ke-5 akan memberikan dampak luar biasa terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta. Strategi pengembangan pariwisata di masa pandemi Covid-19 menjadi hal yang sangat penting.
“Teknologi informasi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan untuk memamerkan keunggulan-keunggulan setiap destinasi wisata,”tutup Asisten Perekonomian Kota Yogyakarta, Kadri Renggono. (adam)