SEKAYU, fornews.co – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan, Indonesia selalu mampu mempertahankan ketahanan pangan. Terlebih di tengah pandemi COVID-19 saat ini, pihaknya mengapresiasi para petani dan kepala daerah yang turut berperan menumbuhkan pertanian dengan.
“Lewat tema Pertanian Meningkat, Pangan Aman di Tengah Pandemik Krisis Global ini, diharapkan mampu terus tumbuh bahkan berkontribusi pada PDB yang sangat kuat,” kata Syahrul, saat menyaksikan panen bersama komoditas pertanian, pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 Tahun 2021, secara virtual di area Kebun KPKS Suka Makmur B5 Desa Suka Damai, Kecamatan Sungai Lilin, Senin (25/8/2021).
Sementara, Plt Bupati Muba Beni Hernedi mengatakan, bahwa produktifitas Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Koperasi Produsen Kelapa Sawit (KPKS) Suka Makmur, Kecamatan Sungai Lilin, Muba, mendapatkan hasil perhektar paling tinggi pada Oktober 2021 ini.
Beni mengungkapkan, usia tanam saat ini memasuki Tanaman Menghasilkan tahun ke-1 (TM-1), usia 40 bulan tanam, produksi pada periode pertama bulan oktober (per tanggal 15 Okt 2021) sebanyak 1.400 Ton TBS.
Luas lahan produksi 734 Ha (100 %), produktifitas saat ini sudah mencapai 1.9 Ton TBS/Ha/Bulan = 22,8 Ton/Ha/tahun pada tanam saat ini baru 40 bulan atau Tanaman Menghasilkan (TM-1) Tahun ke 1, sedangkan standar produksi dari Kementan 30 Ton/Ha/Tahun pada saat usia Tanam Menghasilkan (TM-5) tahun ke-5.
“Produktifitas TBS Peremajaan Sawit Rakyat yang dilakukan pekebun swadaya sangat tinggi, dengan pencapaian sesuai dengan yang diharapkan. Harga jual TBS saat ini mencapai Rp2.576/Kg ditambah insentif sebesar Rp25 /Kg sehingga harga diterima pekebun sebesar Rp2.601/Kg,” ungkap dia.
Beni melanjutkan, sedikitnya di lahan seluas 4.446 hektare PSR itu sudah menghasilkan sawit yang berkualitas dan disebut-sebut sangat andil menopang perekonomian, tidak hanya di Muba namun di skala nasional.
Karena HPN kali ini mengangkat isu suistanable (keberlanjutan), jelas Beni, maka upaya yang dilakukan Pemkab Muba bersama para petani kelapa sawit bertekad menjadikan perkebunan kelapa sawit tetap sejalan dan mematuhi kaidah-kaidah bagaiman lingkungan hidup itu menjadi perhatian.
“Isu pangan dunia bukan hanya memperhatikan apa yang kita makan, tapi apa yang kita makan itu tidak berdampak buruk pada perubahan iklim. Kita sedang terus berusaha agar kelapa sawit di Muba betul-betul suistanable, tidak hanya menopang pertumbuhan ekonomi tapi juga memperhatikan lingkungan alam dan sekitarnya,” jelas dia. (aha)