JOGJA, fornews.co — PT Paragon Technology and Innovation bersama Lembaga Manajemen Infaq (LMI) meresmikan Kampung Melon di Desa Siraman, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Senin, 18 Agustus 2025.
Peresmian Kampung Melon ini merupakan salah satu bagian dari Program Pemberdayaan berbasis dana zakat yang dikelola oleh LMI.
Direktur Program LMI, Yanuari Dwi Prianto, menyampaikan PT Paragon telah mempercayakan kepada LMI sebesar 500juta untuk disalurkan dan dikelola bagi penerima manfaat melalui tiga program.
Dana tersebut dikelola untuk pembangunan greenhouse di Gunung Kidul meliputi perlengkapan, pembibitan, operasional hingga panen.
Selanjutnya adalah Program Beasiswa untuk 20 anak selama satu tahun dan Program Ketahanan Pangan yang dilaksanakan pada bulan Ramadan lalu.
“Nah! Pada acara sekarang ini, dana yang kita kelola untuk Program Melon, adalah dana dari zakat PT Paragon,” ungkapnya.
Dana tersebut disalurkan melalui LMI pada awal tahun 2025, salah satunya untuk pengembangan pertanian melon.

Yanuari mengatakan terdapat 1024 batang melon di lahan greenhouse seluas 336 meter persegi yang diperkirakan menghasilkan 920 buah melon.
Budidaya melon yang dikelola oleh Mastani Farm menggunakan teknologi Light Grow untuk mempercepat pertumbuhan buah telah menghasilkan tiga jenis varian buah melon yaitu dalmantion, kirani dan kirin.
Dengan metode tersebut buah melon dapat dipanen per tiga bulan sebanyak 1,1 – 1,3 ton dengan berat buah 1 – 2,3 per kilogram.
“Dalam sepekan ini insyaa Allaah siap panen. Semoga menjadi berkah untuk semua,” ucapnya.
LMI ingin membuktikan bahwa dana zakat yang dikelola dengan baik bisa cukup produktif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Tentu bukan hanya berwujud sembako atau bantuan uang.
LMI berupaya agar dana zakat dan infak bisa jangka panjang, misalnya berupa modal usaha atau memberikan fasilitas pertanian, dan pengembangan usaha kreatif lainnya.

Menurut Yanuari, dana zakat dan infak yang produktif akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
“Khususnya di Jogja, kami ingin fokus pada aspek ketahanan pangan di sektor buah-buahan. Desa Siraman menjadi pelaksanaan program yang pertama,” paparnya.
“Semoga nanti ada program-program lanjutan.”
Perlu diketahui LMI juga menginisiasi Program Kampung Alpukat di Desa Wunung, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul.
Dalam kesempatan tersebut ia mengajak pejabat yang hadir dalam acara peresmian Kampung Melon untuk menyalurkan zakat dan infak ke LMI dengan harapan manfaat dapat berlipat ganda.

Kabid Penais Kanwil Kementerian Agama DIY, H. Nur Huda S.Ag., M.SI., mewakili Direktur Pemberdayaan, Zakat dan Wakaf (Ditzawa), Prof Dr Wariyono Abdul Ghafur, mengucapkan terima kasih kepada LMI dan PT Paragon yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Gunung Kidul mendapatkan predikat terbaik di Indonesia sebagai pengelola Program Kota Wakaf,” ujarnya.
Nur Huda menilai pelaksanaan Program Kampung Melon di Desa Siraman dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas.
Senada dengan Direktur LMI, Nur Huda mengatakan zakat, infak dan sadaqah, yang dikelola dengan baik akan lebih memberikan dampak yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan umat.
Dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat disebutkan tujuan pengelolaan zakat yang pertama untuk meningkatkan efektivitas dan efensiensi pengelolaan zakat dan kedua untuk meningkatkan manfaat zakat guna meningkatkan kesejahteraan umat.
Namun, Nur Huda menyoroti lahan kosong di sekitar lokasi pertanian melon. Ia menyarankan untuk pengembangan pertanian.
Pihaknya kemudian mendorong LMI dan BSI untuk berkolaborasi memanfaatkan lahan kosong tersebut dengan program selanjutnya.
“Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan berkaitan program pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan,” ucap Nur Huda.
Bersamaan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tema besar Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju, pihaknya berharap kegiatan yang dilaksanakan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Damiyo, selaku Lurah Desa Siraman memuji Mastani Farm.
Ia juga menawarkan lahan-lahan lain di Siraman untuk budidaya buah melon.
Tetapi, kata Lurah, pohon jati yang tumbuh subur di wilayahnya dapat menjadi kendala untuk lahan pertanian melon.
Banyaknya lahan kosong yang ditumbuhi pohon jati justru dipelihara oleh pemiliknya. Pohon jati dianggap masa depan–padahal justru sebaliknya.
“Di sini itu, umpana pohonnya ditebangi sepertinya agak kesulitan,” ujarnya.
Damiyo memastikan meski pohon jati mustahil ditebang oleh pemiliknya, namun, pihaknya akan membantu pengembangan budidaya buah melon.
“Di Siraman banyak tanah kas desa dan bengkok, untuk pengembangan melon. Nanti kita upayakan,” janji Damiyo.
Peresmian Kampung Melon dihadiri oleh Ismail Ishom (Anggota DPRD Provinsi DIY), Pimpinan BSI Gunung Kidul, perwakilan Polsek Wonosari dan tokoh masyarakat setempat.