SEKAYU, fornews.co – Sebanyak 1.036 nelayan di Kabupaten Musi Banyuasin menerima paket konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) yang disalurkan Kementerian ESDM. Penyerahan paket dilaksanakan di Dermaga Dinas Perhubungan Muba, Kamis (15/10).
“Muba ini daerah pertama dari 42 kabupaten kota yang menerima bantuan paket konversi di tengah pandemi COVID-19. Bantuan ini adalah barang milik negara diserahkan untuk masyarakat, khususnya nelayan Muba,” ujar Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Kementerian ESDM, Alimuddin Baso yang hadir dalam kesempatan tersebut.
Ia menyampaikan, program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden (Perpres) No 38 tahun 2019 tentang penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga LPG tabung 3Kg untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran. Program ini, lanjutnya, merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada nelayan. Khususnya kepada nelayan-nelayan di Kabupaten Muba.
“Program ini bisa terlaksana dengan baik berkat sinergitas antara pemerintah pusat dengan Pemerintah Kabupaten Muba, serta Komisi VII DPR RI. Diharapkan melalui program konversi BBM ke BBG, nelayan kecil dapat hidup lebih sejahtera,” katanya.
Bupati Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, program konversi BBM ke BBG adalah salah satu program yang mendukung diversifikasi energi. Pihaknya berterima kasih kepada Kementerian ESDM dan dukungan dari Komisi VII DPR RI karena cukup membantu nelayan di Muba.
Mengingat, harga BBG lebih murah dari BBM per liternya. Penghematan biaya operasional untuk perahu motor yang menggunakan gas LPG bisa mencapai 80% sehingga menjadi lebih murah.
“Konverter Kit ini mengkonversikan 1 tabung LPG 3 yang setara dengan 5-10 liter BBM. Hingga dapat membantu nelayan berhemat biaya operasionalnya. Diketahui 70% biaya operasional nelayan adalah untuk bahan bakar,” jelas Dodi.
Dengan konversi ini juga dipastikan, nelayan bisa lebih berhemat hingga Rp735.000 setiap bulannya dibandingkan menggunakan bahan bakar bensin. Hal ini didasarkan dari perhitungan harga jual BBM Rp6.500 per liter. Jika estimasi penggunaan 5 liter perhari, maka setiap bulannya nelayan harus keluar biaya Rp 975.000. Sedangkan jika menggunakan LPG dengan harga Rp18.000 per 3 Kg estimasi kebutuhan 1,2 Kg perhari, maka anggaran perbulan yang dikeluarkan sebesar Rp 240.000.
Dikatakan Dodi, program konversi BBM ke BBG ini adalah program perdana di Kabupaten Muba. Program khusus bagi nelayan yang menggunakan kapal kecil berkapasitas 5 hp sampai dengan 7,5 hp. Diharapkannya, dengan adanya bantuan ini nelayan dapat meningkatkan produksi perikanan tangkap sehingga pendapatannya bertambah dan semakin sejahtera.
Ketua Kelompok Nelayan Horas Berkah Bersama, Kecamatan Sekayu, Indra Gunawan mengucapkan terimakasih atas bantuan tersebut. Bantuan ini dipastikannya sangat bermanfaat apalagi didistribusikan di tengah pandemi COVID-19.
Sementara itu, Pimpinan Komisi VII DPR RI Bidang Energi, Riset, Teknologi dan Lingkungan Hidup Alex Noerdin meminta kepada Kementerian ESDM untuk menambah 2500 paket konversi BBM ke BBG lagi untuk nelayan Muba. “Semoga dengan program ini nelayan dapat lebih sejahtera, dapat menangkap ikan dengan nyaman agar kehidupan kita kedepannya semakin baik,” ungkapnya. (yas)