JAKARTA, fornews.co – Kondisi internal Partai Demokrat (PD) mulai bergejolak, usai pernyataan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam konferensi pers Senin (1/2/2021) kemarin.
Menurut para pendiri dan senior Partai Demokrat, pernyataan AHY yang telah melihatkan ke pihak eksternal adalah tidak tepat. Padahal, hal ini sepenuhnya urusan internal partai.
Dalam press release pernyataan pendiri dan senior Partai Demokrat, yang dibacakan eks Ketua Dewan Pengawas DPP Partai Demokrat, Dr Ahmad Yahya, menyampaikan selaku pendiri dan senior PD setelah mendengar, menyimak dan mengkaji pengaduan, keluh kesah, kegundahan dan kekecewaan para kader di berbagai daerah, terkait dengan pelaksanaan Kongres Partai Demokrat Maret 2020, mengasilkan keputusan kongres yang dipaksakan; demokrasi semu; dan cacat hukum karena proses yang dilakukan tidak berdasarkan aturan AD/ART Partai Demokrat.
“Yakni tidak memenuhi tata beracara Kongres Partai Demokrat, tidak ada pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran dan program partai, terkesan penyelenggaraan kongres jadi-jadian, serta pengangkatan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono dipaksakan,” ujar dia, seperti isi pernyataan tersebut.
Keluhan terhadap kepemimpinan AHAY selama ini, pertama selaku para pendiri dan senior PD menerima adua, bahwa DPP meminta dan memungut iuran dari setiap Fraksi di DPD dan Fraksi di DPC, sehingga menjadi dan menambah beban PD di daerah. Hal tersebut tidak pernah terjadi pada kepemimpinan ketua umum sebelumnya (Prof Budisantoso; Hadi Utomo dan Anas Urbaningrum).
DPP PD telah mencederai janjinya sendiri dalam melaksanakan Pilkada baru-baru ini. Dimana biaya operasional Pilkada 50 persen yang dijanjikan tidak dilaksanakan, sehingga mesin partai dalam mendukung pasangan calon tidak berjalan/tidak maksimal.
Proses penentuan pasangan calon kepala daerah di provinsi/kabupaten/kota yang diusulkan oleh PD pada kepemimpinan sebelumnya (Prof Budisantoso; Hadi Utomo dan Anas Urbaningrum), diserahkan penuh kepada pengurus DPD dan DPC di daerah masing-masing. Namun setelah kepemimpinan tersebut diatas sepenuhnya ditarik DPP dan tidak memperhatikan usulan/aspirasi daerah, khususnya daerah kabupaten/kota.
Harapan kader PD, secara umum kader PD menginginkan adanya perubahan yang lebih baik ke depan, kembali menjadi partai besar. Kesan negatig bahwa PD sebagai partai eksklusif dan milik keluarga harus dihilangkan.
Secara khusus, tantangan meningkatkan parlemen threshold ke depan menjadi 5% atau 7%, sementara faktanya bahwa perolehan kursi parlemen PD dua Pemilu terakhir terus menurun.
Fakta yang lain, bahwa hasil Pilkada banyak yang gagal. Sehingga kader PD di daerah berharap PD ke depan dapat di pimpin oleh figur yang sudah matang memiliki ekstra kemampuan kepemimpinan, pengalaman dan ketokohan yang dapat mengembalikan kejayaan PD kembali seperti 2004.
Terkait kedudukan hukum tentang Kongres Luar Biasa (KLB), bahwa KLB bukanlah hal inkonstitusional melainkan telah diatur dalam AD/ART PD. Usulan KLB sepenuhnya adalah hak DPC dan DPD sebagai pemegang hak suara, sedangkan DPP hanya memiliki satu hak suara, dan apabila itu di larang atau menjadi satu hal yang tabu, maka yang bersangkutan tidak memahami aturan dan azas dalam berorganisasi.
KLB adalah konstitusional yang sudah diatur dalam AD/ART, sebagai salah satu alternatif untuk menguji kemampuan atau kepiawaian seseorang pimpinan dalam membesarkan partai.
Sementara, menurut eks Wakil ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Syofwatillah Mohzaib, mengaku dihubungi dan diminta untuk ke Jakarta silaturahmi dengan alumni FPD (mantan DPR RI fraksi PD) dan kawan-kawan mantan petinggi Partai Demokrat dan pendiri.
“Maka saya datang tadi malam. Teman-teman senior menceritakan panjang lebar bagaimana mengenai nasib Partai Demokrat sejak dipimpin AHY dan keluhan beberapa ketua DPD dan DPC,” kata dia.
Kemudian, ungkap Syofwatillah, pertemuan itu juga membahas masalah jumpa pers AHY yangg menuduh presiden RI dan lain-lain.
“Padahal ini masalah internal. Harusnya cukup di bahas diinternal saja. Sehingga tidak jadi blunder seperti sekarang ini. Ini kami lakukan demi Partai Demokrat, yang kami turut serta membangun dan membesarkannya,” tandas dia. (aha)