PALEMBANG, fornews.co – Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) merilis hasil survei atas peluang dan takaran kekuatan dari pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ogan Ilir di Hotel Santika Palembang, Senin (30/11).
Direktur Eksekutif LKPI, Arianto menjelaskan, kegiatan survei dilaksanakan mulai 24 November sampai dengan 30 November 2020 atau hanya sekitar 6 hari di 84 desa dengan metode multistage random sampling.
“Dari temuan survei didapati bahwa elektabilitas pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Panca Wijaya Akbar – Ardani (Panca-Ardani) lebih unggul dari Paslon Ilyas Panji Alam – Endang PU Ishak (Ilyas-Endang),” ujar Arianto kepada media.
Unggulnya paslon Panca-Ardani ini disebutkannya yakni sebesar 53% pada pertanyaan terbuka (top of mind), sementara Ilyas-Endang meraup 25,6%, dengan massa yang belum menentukan 21,4%.
Pada tingkat popularitas dan akseptabilitas diketahui kedua Paslon yang bersaing juga sudah sangat dikenal masyarakat. Namun, ada sentimen positif pada Paslon Panca-Ardani dibandingkan Paslon Ilyas-Endang. Artinya, kekuatan popularitas dan tingkat kesukaan kepada Paslon Panca-Ardani lebih baik dari petahana.
Secara perorangan, calon Bupati Panca Wijaya Akbar memiliki angka popularitas 96,8% dan akseptabilitas 95,5%, sedangkan calon Bupati Ilyas Panji Alam 98,3% dan akseptabilitas 91%. Sementara calon Wakil Bupati Endang PU Ishak popularitasnya 76,6% dengan akseptabilitas 81,9%. Sedangkan calon Wakil Bupati Ardani popularitas 76,2% dan akseptabilitas 84,7%.
Uji simulasi dengan menggunakan spesimen kertas surat suara juga didapati konsistensi elektabilitas Panca-Ardani unggul dari Ilyas-Endang, dengan posisi Panca-Ardani 61,8% dan Ilyas-Endang 31,8%. Adapun massa yang belum menentukan pilihan 6,4 %.
“Petahana mesti bekerja keras untuk menyusul hingga di atas 61,8% itu, dan kami perkirakan peluangnya kecil jika hanya dalam 9 hari ke depan dan di masa pandemi seperti ini,” ulasnya.
Menurutnya, capaian kinerja petahana di Pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir yang dinilai belum memuaskan juga menjadi pengaruh atas tingkat elektabilitas yang jauh di bawah Paslon Panca-Ardani. Tak hanya itu, pengaruh lainnya yakni karena masyarakat berkeinginan agar Pilkada menghasilkan pemimpin yang bisa membawa perubahan daerah jadi lebih baik. Terbukti, respons masyarakat atas kinerja petahana hanya 54,5%, kemudian tidak puas 36%.
“Tentu ada beberapa Pekerjaan Rumah (PR) bagi petahana untuk menyelesaikan masalah di masyarakat agar elektabilitas lebih baik. Kami mencatatkan surveinya seperti susah mencari lapangan kerja, harga kebutuhan pokok mahal, sarana dan prasarana jalan rusak, sulit mendapatkan air bersih, dan biaya kesehatan serta sekolah mahal,” jelasnya. (yas)