YOGYAKARTA, fornews.co—Sekilas tidak ada yang terlihat istimewa di warung makan di Jalan Kaliurang Km.17, Paraksari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Warung menu masakan Jawa ini pada umumnya mudah ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun warung milik Suhaidi Efendi (77 tahun), sapaan akrab Pak Edi, menjadi pos istirahat bagi pesepeda setiap akhir pekan.
“Setiap Sabtu dan Ahad pesepeda banyak yang sarapan di sini,” ujar Edi, Selasa (11/2/2020).



Selain pesepeda, warungnya juga sering didatangi wisatawan bermotor saat menuju kawasan wisata Merapi. Mereka tidak makan di tempat, melainkan dibungkus sebagai “bontot” atau bekal maka untuk dibawa ke tempat wisata.
Edi membuka warung jam tujuh pagi sampai jam tujuh malam. Seluruh menu masakan disiapkan bersama istri dan kerabatnya setelah waktu Subuh.
“Dulu warungnya di gardu sebelah selatan,” katanya. “Kami mulai masak setelah selesai Subuh.”
Warung makan yang sudah sembilan belas tahun ini tidak berubah. Empat macam lauk jenis tumis dan oseng serta enam jenis sayuran berkuah secara bergantian disajikan setiap harinya.
Selain aneka lauk-pauk khas Jawa, warung ini juga menyediakan macam-macam cemilan atau “kletikan” yang bisa dinikmati sambil wedangan.
“Kadang oseng daun pepaya, kadang oseng tempe,” katanya.
Diselang-selingnya menu masakan setiap hari, lanjut Edi, agar lebih bervariasi dan pelanggan tidak bosan.
Harga sayur di warung ini bisa dibeli dengan uang 3000 rupiah. Sepiring nasi brongkos dan oseng daun pepaya, ditambah satu tahu isi serta segelas teh panas, Edi mematok harga 7000 rupiah.
Edi sengaja tidak membandrol mahal seluruh menu makannya karena menyesuaikan kondisi perekonomian warga setempat.
Warung makan milik Suhaidi Efendi menambah angka daftar wisata kuliner di Yogyakarta. Masakan khas Jawa ini dicari-cari pemburu kuliner meski letaknya jauh dari perkotaan.(adam)
FORNEWS OFFICIAL
instagram:
@fornewsofficial
facebook:
fornews.co
FORNEWS BIRO JOGJA
instagram:
@fornewsjogja
youtube:
Fornews Jogja