PALEMBANG, Fornews.co – Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi selama sepekan kedepan Sumsel berpotenso terjadinya banjir dan longsor. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji melalui pesan singkatnya, Senin (20/01).
Ia mengatakan potensi ini terjadi karena musim hujan di wilayah Sumsel dengan indikasi masih aktifnya Angin Muson Cina Selatan (Muson Barat) yang sarat uap air dan melalui wilayah Indonesia. Pada umumnya dan wilayah Sumsel pada khususnya mengakibat peningkatan curah hujan dan adanya potensi hujan disertai petir dan angin yang umumnya terjadi pada siang-sore hari sedangkan potensi hujan ringan-sedang yang berlangsung lama (kontinyu) apabila terjadi pada malam-dini hari.
Dengan kondisi permukaan Sumsel yang berkarakteristik Rawa dan Sungai menjadi penyuplai uap air dan adanya pusat tekanan rendah di wilayah Australia (Belahan Bumi Selatan) menyebabkan adanya belokan (Trough) dan pertemuan massa udara (Konvergensi) di wilayah Sumsel yang meningkatkan pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan akibat pemanasan matahari.
“Untuk wilayah Sumsel bagian Barat (Dataran Tinggi Bukit Barisan) Angin Lembah yang terjadi mendapat pasokan uap air dari Samudera Hindia yang meningkatkan pertumbuhan awan Orografik atau awan hujan akibat ketinggian permukaan,” katanya.
Berdasarkan kondisi regional dan lokal ini akan menyebabkan peningkatan dan kontinyuitas (terus menerus) Curah Hujan di wilayah Sumsel bagian barat yakni pada wilayah dataran tinggi (Bukit Barisan) yang akan berdampak potensi adanya bencana Hidrometeorologi seperti Genangan/Banjir, Banjir Bandang dan Tanah Longsor) pada di wilayah Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muratara, Kabupaten Muba, Kabupaten PALI, dan Kabupaten Muara Enim,
“Potensi ini juga terjadi di wilayah Kota Pagaralam, Kota Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Kota Palembang, Kabupaten OKI, Kabupaten OI, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten OKU dan Kabupaten OKU Selatan.
“Kondisi ini akan terjadi pada tanggal 20 hingga 23 tali dalam kondisi normal dan fluktuatif dan akan meningkat pada 24 hingga 27 Januari mendatang,” ujarnya.
Dirinya mengimbau masyarakat dan stekholder untuk tetap waspada dan melakukan tindakan preventif meminimalisasi dampak Bencana hidrometeorologi seperti melakukan perbaikan infrastruktur lebih tahan bencana, membersihkan dan memperbaiki drainase, memangkas/mengurangi dahan dan ranting pohon agar tidak tumbang, perbaikan DAS/Daerah Aliran Sungai, menyiapkan kolam-kolam retensi, memprioritaskan transportasi udara dan air tidak pada siang-sore hari.
“Hati-hato juga beraktifitas diluar rumah dengan tidak berteduh di bawah pohon dan menghindari genangan yang berpotensi kemacetan apabila terjadi hujan pada siang-sore hari,” tutupnya. (lim)