JOGJA, fornews.co — Wilayah geografis pegunungan dengan fasilitas yang kurang mendukung menyebabkan masyarakat Gunungkidul memilih bekerja di luar.
Dibanding wilayah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gunungkidul termasuk Kabupaten yang sedikit memiliki lapangan pekerjaan.
Akibatnya, banyak masyarakat merantau keluar daerah dengan menitipkan anaknya kepada orangtuanya.
Dilansir dari suara.com Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul, Umi Puji Riyanti, menyebut angka adopsi di wilayah Gunungkidul tergolong banyak.
Banyaknya anak yang ditinggal orangtuanya merantau mencari pekerjaan membuat angka adopsi anak di wilayah ini cukup tinggi.
“Karena kondisi wilayah geografis Gunungkidul yang terdiri dari pegunungan dengan fasilitas yang kalah dari wilayah lain membuat keinginan warga untuk mencari peruntungan keluar Gunungkidul cukup tinggi,” ungkapnya, Senin, 25 November 2024.
Namun, adobsi tidak melalui prosedur persyaratan administrasi sebagai dasar hukum dan kesejahteraan anak. Masyarakat terkesan menghindari pelaporan yang dirasa ribet.
Untuk meloloskan adopsi anak pengadilan agama dan negeri harus melakukan klarifikasi lapangan terlebih dahulu.
Sementara untuk dapat mengadopsi anak wajib memenuhi persyaratan utama seperti akta kelahiran, kartu keluarga hingga riwayat perjalanan, terutama calon orangtua berkewarganegaraan luar negeri.
Dibanding tahun 2023, setidaknya tahun ini ada 20 anak di Gunungkidul diadopsi. Jumlah ini sedikit menurun dibanding tahun kemarin.
“Tahun ini sampai November sudah ada 20 anak yang diadopsi. Tahun lalu bisa mencapai 30 anak,” kata dia. (adam)