PERTH, fornews.co – Kabupaten Muba dinilai berhasil menjalankan program Lighthouse School Program (LSP) dan diharapkan guru atau tenaga pendidik tersebut dapat menularkan materi LSP ke tenaga pendidik lainnya, khususnya di Bumi Serasan Sekate.
“Oleh sebab itu, kami memilih dan menunjuk sebanyak 4 guru dan 8 siswa asal Muba, untuk belajar ke Margaret River Senior High School (MRSHS) di Western Australia yang dimulai 14 sampai 20 Oktober 2018,” ungkap Direktur Putra Sampoerna Foundation-School Development Outreach (PSF-SDO), Gusman Yahya, Kamis (18/10).
Gusman menerangkan, program LSP sudah diterapkan di 130 negara maju dan salah satunya di Kabupaten Musi Banyuasin. Pihaknya sengaja memilih Kabupaten Muba, karena komitmen kepala daerahnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat getol. “Terlebih lagi SDM tenaga pendidik yang ada di Muba sangat mumpuni untuk melaksanakan program LSP,” terangnya.
Kemudian, jelas Gusman, diharapkan kepada 4 guru dan 8 siswa-siswi terpilih belajar ke MRSHS tersebut nantinya dapat mengimbaskan ilmu pengetahuan yang diperoleh ke tenaga pendidik dan peserta didik di Kabupaten Muba.
“Kunjungan studi SMPN 1 Sungai Lilin dan SMPN 1 Babat Toman ke Margaret River Senior High School ini, merupakan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana siswa disini belajar baik di dalam ataupun di luar kelas. Bukan hanya siswa, para guru juga diberikan kesempatan untuk mendalami penerapan belajar aktif dan sistem pengelolaan sekolah publik mandiri di Australia,” jelasnya.
Gusman melanjutkan, dalam kegiatan kunjungan sekolah ini, 8 siswa mengikuti kegiatan sehari-hari siswa di MRSHS sejak pagi hingga sore hari. Mereka dipasangkan dengan siswa MRSHS dan belajar di kelas, bergaul dengan sesama siswa serta mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
“Sedangkan 4 guru yang berkunjung, mengikuti sesi yang sudah dipersiapkan antara lain diskusi dengan tim manajemen sekolah serta observasi kegiatan belajar mengajar di MRSHS,” tukasnya.
Sementara, Bupati Muba, Dodi Reza Alex mengatakan, tujuan Pemkab Muba mengajak guru dan siswa ke MRSHS itu, untuk mendorong peningkatan kualitas sekolah secara intensif, melalui pendekatan komprehensif dan kolaboratif untuk mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
“Ini dilakukan dengan sejumlah kegiatan pengembangan profesional guru, kualitas manajemen sekolah, kapasitas siswa, dan pemberdayaan komunitas sekolah, serta mengenalkan pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, dan Math) dan pendidikan Bahasa Inggris kepada sistem pendidikan di Muba,” katanya.
Dodi melanjutkan, sebagai kelanjutan untuk menciptakan sistem pendidikan global yang lebih komprehensif, Pemkab Muba turut menerapkan manajemen pembelajaran kelas dunia secara digital melalui platform schoology yang telah memiliki reputasi internasional dan diterapkan di 130 negara.
“Kami percaya, melalui Lighthouse School Program (LSP), para pelajar di Muba dapat merasakan langsung pengalaman pembelajaran internasional. Ditambah lagi dengan schoology yang memudahkan pelajar dan guru berinteraksi dengan rekan pelajar dan pendidik lainnya di seluruh dunia. Program semacam ini akan mampu mengubah dan menginspirasi para pendidik di Muba. Ini akan membawa perubahan yang fundamental,” tukasnya.
Dodi menambahkan, sekolah ini memiliki kekuatan utama komunitas sekolah, yakni hubungan yang kuat dan kemitraan dengan orang tua dan masyarakat setempat. Orang tua memainkan peran kunci, dalam merencanakan masa depan dan berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan sekolah.
“Sekolah ini juga telah menjalin kemitraan dengan Margaret River Education Campus (MREC), yang mencakup Universitas Edith Cowan, Curtin University dan Southwest Institute of Technology. Fasilitas bersama telah mengarah ke program baru dan inovatif yang memungkinkan siswa untuk terhubung ke studi TAFE, ECU, dan pembelajaran di tempat kerja. Harapan kami, para guru dan siswa yang telah melaksanakan kegiatan tersebut dapat memberi warna kedepanya untuk sekolah di Musi Banyuasin,” tandasnya.
Margaret River Senior High School merupakan sekolah umum independen yang termasuk bagian integral dari komunitas Augusta-Margaret River. Didirikan pada tahun 1952. Tradisi ini ditegakkan dengan komitmen berkelanjutan untuk pencapaian keunggulan pribadi dan akademik.
Adapun 4 guru dan 8 tenaga pendidik yang terpilih belajar ke MRSHS Perth tersebut, yakni guru SMP Negeri 1 Sungai Lilin Widya Hartini; guru SMP Negeri 1 Sungai Lilin Masitoh; Guru SMP Negeri 1 Babat Toman Husnita; guru SMP Negeri 1 Babat Toman Sri Ningsih; siswi SMP Negeri 1 Sungai Lilin Aulia Arindita; siswi SMP Negeri 1 Sungai Lilin Putri Nur Erina; siswi SMP Negeri 1 Babat Toman Nabila Hartina; siswi SMP Negeri 1 Babat Toman Dely Aulia; siswi SMP Negeri 1 Babat Toman Iqliyatul Aulia; siswa SMP Negeri 1 Sungai Lilin Yogi Pratama; siswa SMP Negeri 1 Sungai Lilin Alfritz; dan siswa SMP Negeri 1 Babat Toman Arif Gunawan. (tul)