PALEMBANG, fornews.co – Inflasi di Sumsel pada bulan Mei 2024 merupakan yang terendah kedua se-Sumatera dan berada di bawah tren tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni menyatakan, semua pihak masih perlu mencermati kondisi hingga akhir tahun.
“Dalam waktu dekat, menghadapi Idul Adha dan libur sekolah pada Juni 2024. Selain itu, juga menghadapi risiko ketidakpastian cuaca sampai dengan akhir tahun 2024 dan juga momen Nataru pada Desember 2024,” ujar dia, saat memimpin agenda High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) se-Sumsel di Hotel Wyndham Jakabaring, Palembang, Rabu (12/6/2024).
Fatoni menegaskan, terkait hal itu maka seluruh pihak diingatkan untuk mengantisipasi terjadinya inflasi menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
“Kepala daerah selaku Ketua TPID Kabupaten/Kota diimbau untuk melakukan upaya serius mengantisipasi terjadinya inflasi di daerah masing-masing, saat menghadapi momen-momen hari besar tersebut hingga akhir tahun 2024, di antaranya melalui antisipasi terhadap ketidakpastian cuaca,” tegas dia.
Berikutnya, ungkap Fatoni, Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISSS) juga dilakukan dengan menggelar operasi pasar dan gerakan pasar murah di setiap kabupaten/kota.
“Antisipasi terjadinya inflasi daerah juga dilakukan dengan mengoptimalkan keberadaan toko penyeimbang, seperti Toko Kebutuhan Pokok (Kepo) yang digagas Dinas Ketahanan Pangan Sumsel untuk diadopsi dilakukan pula di kabupaten/kota se-Sumsel termasuk di pasar-pasar,” ungkap dia.
Hal yang tidak kalah pentingnya, jelas Fatoni, dukungan fiskal, baik pusat maupun daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan, diantaranya pemberian subsidi ongkos angkut dan program strategis lainnya.
“Terakhir melakukan kajian sebelum menaikkan tarif retribusi, terutama tarif retribusi air minum PDAM dan mencari alternatif solusi penyeimbang, agar dampak kenaikan tarif retribusi itu tidak menjadi beban bagi masyarakat menengah ke bawah,” jelas dia.
Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Ricky P Gozali melanjutkan, HLM TPID se-Sumsel ini memang untuk memonitor dan mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok, menjelang perayaan hari-hari besar agama, seperti Idul Adha dan libur sekolah 2024.
Seperti pada komoditas penyumbang inflasi bulanan seperti beras, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, dan emas perhiasan.
“Risiko inflasi historis bulanan Sumsel tergolong aman. Namun demikian harus diantisipasi, sebab mendekati akhir tahun inflasi akan naik. Nah, kita akan berusaha agar tidak terjadi kenaikan inflasi,” tandas dia. (aha)