PANGKALAN BALAI, fornews.co-Beredarnya informasi terhadap munculnya bau tak sedap dari pabrik Crude Palm Oil (CPO) PT Kasih Agro Mandiri (KAM) di Desa Lubuk Lancang, Kecamatan Suak Tapeh, Banyuasin, hingga membuat warga sesak nafas, mendapat tanggapan dari pihak manajemen perusahaan.
Menurut Manager Mill, Bambang menyampaikan, bahwa pengelolaan lingkungan di perusahaan mereka sudah sesuai dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL).
“Kami juga akan dan selalu melakukan swapantau secara berkala dari pihak terkait,” ujar dia, Sabtu (23/1/2021).
Terkait pengelolaan lingkungannya, jelas Bambang, sudah cukup baik. Karena pabrik CPO dengan kapasitas 45 ton/jam yang beroperasional sejak September 2020 lalu, sudah mendapat izin UKL/UPL dan izin pengelolaan lingkungan lainnya.
Dilanjutkan Humas PT KAM, Irwandi mengatakan, operasional pabrik ini sendiri baru berjalan empat bulan, sehingga belum ada pembuangan limbah. Karena, air limbah baru sampai di kolam 8 dari total 13 kolam yang ada.
“Pada kolam terakhir akan dipelihara ikan, yang nantinya untuk memastikan telah baku mutu, sehingga mengenai informasi adanya pencemaran air dan udara di sekitar Pabrik kami tidak benar” kata dia.
Kemudian, terang Irwandi, terkait informasi yang menyebut ada pencemaran air dan udara, itu juga sudah ditindaklanjuti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuasin, pada Jumat (22/1) kemarin.
“Tim dari DLH melakukan sidak dan mengecek, serta mengambil sampel. Hasilnya sudah bagus, bahkan karena baru beroperasional, kolam limbah baru terisi pada kolam 8 dari 13 kolam yang tersedia sehingga belum ada pembuangan limbah,” terang dia.
Sementara, Kepala Desa (Kades) Lubuk Lancang, Rusdi Thamrin menuturkan, selama ini bau yang keluar masih dalam wajar. Kemudian belum ada warga yang mengeluhkan sampai sesak nafas.
“Hanya ada warga yang kebunnya teraliri lumpur dari kegiatan cut and fill, pada saat pembentukan kontur pabrik dan itu semua sudah dimediasi,” tutur dia.
Bahkan, ungkap Rusdi, secara umum warga Lubuk Lancang justru terbantu berdirinya pabrik PT KAM. Karena banyak warga setempat yang diterima bekerja di pabrik tersebut.
“Kami juga tidak perlu lagi menjual TBS kami ke pabrik CPO yang jauh,” ungkap dia.
Kemudian Kades Biyuku, Imron Rosadi mengatakan, bahwa bau yang muncul itu masih tahap wajar. “Tidak ada warga kami yang mengeluhkan sesak nafas atau gangguan pernapasan lainnya, PT KAM selama ini banyak membantu kami,” ujar dia.
Terpisah, Ketua TKBM TBD PT KAM, Mulyadi mengatakan, masyarakat juga diuntungkan dengan keberadaan PT KAM. “Karena 120 anggota bongkar muat TBS PT KAM merupakan warga sekitar perusahaan. Jadi ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan,” tandas dia. (aha)