PALEMBANG, fornews.co- Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menyatakan, hingga saat ini masih ada masalah dalam penerapan pendidikan Inklusif di sekolah umum. Karena, tenaga pengajar dana sarana prasarana belajar untuk anak berkebutuhan khusus ini masih minim.
“Dua masalah itu masih menjadi masalah utama penerapan pendidikan Inklusif di sekolah umum. Karena tenaga pengajarnya masih kurang, jadi masih sering dibantu guru dari Sekolah Luar Biasa (SLB),” ujarnya, saat dibincangi saat hadir pada Rapat Paripurna DPRD Sumsel, dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi, di Gedung DPRD Sumsel, Rabu (18/01).
Widodo menjelaskan, untuk mengatasi masalah itu, pihaknya akan melakukan pelatihan khusus bagi tenaga pengajar, agar bisa juga mengajar para murid dengan kebutuhan khusus. “Nanti seluruh sekolah umum diperbolehkan menerima murid berkebutuhan khusus. Semua tenaga pengajar yang sudah diberi pelatihanlah yang akan menerapkan pendidikan inklusif di sekolah,” jelasnya.
Widodo menjamin, semua anak berkebutuhan khusus bisa sekolah di lembaga pendidikan umum tanpa harus sekolah di sekolah luar biasa. “Semua ABK bisa sekolah dimanapun, saya jamin. Kalau ada sekolah yang menolak, akan ditindak sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya. (tul)