PALEMBANG, fornews.co – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Wahyu Yulianto menyampaikan, penyumbang utama inflasi pada Desember 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,53%.
“Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut yaitu cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng,” ujar dia, pada rilis Berita Resmi Statistik (BRS) dan damping Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, di Griya Agung Palembang, Kamis (2/1/2025).
Wahyu mengatakan, dari catatan BPS Sumsel, inflasi pada Desember 2024 tetap terjaga dengan inflasi m-to-m sebesar 0,50%, inflasi y-on-y sebesar 1,20% dan inflasi y-to-d sebesar 1,20%.
“Dengan inflasi Desember 2024 1,20 persen, membuat Sumsel berada diperingkat ke 8 inflasi terendah di bawah nasional yang berada pada angka 1,57 persen,” kata dia.
Berikutnya, ungkap Wahyu, penyumbang utama inflasi Desember secara y-on-y ini, yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,58%. Komoditas penyumbang utama inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih.
“Upaya konsisten dalam pengendalian inflasi pemerintah daerah yakni dengan menggelar upaya stabilisasi harga komoditas pangan di sejumlah kabupaten/kota di Sumsel. seperti Operasi pasar dan Gerakan Pangan, Pasar murah dan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak Sumatera Selatan,” kata dia.
Catatan peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun 2024 yang berdampak terhadap ekonomi Sumsel, jelas Wahyu, yakni penyesuaian harga BBM nonsubsidi (Pertamax, Turbo Dexlite dan Pertamina Dex) sepanjang tahun 2024 yang mengalami penyesuaian harga sebanyak 6 kali yaitu pada bulan Januari, Agustus, September Oktober, November dan Desember.
Kemudian, terjadi kenaikan harga emas yang dipengaruhi oleh ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global menyebabkan harga emas semakin menguat dan terus mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2004.
“Juga ada pengaruh dari kondisi iklim cuaca ekstrem La Nina menyebabkan terjadinya pergeseran musim tanam dan panen serta produksi pangan maupun hortikultura,” jelas dia.
“Ada juga dampak dari kenaikan harga minyak goreng. Kenaikan tarif angkutan udara juga berpengaruh terhadap perekonomian Sumsel,” imbuh dia.
Sementara, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengapresiasi semua pihak dan jajaran OPD yang bekerja sama dalam menjaga stabilnya inflasi di Sumsel. Pihaknya optimis, kedepan inflasi Sumsel akan jauh lebih stabil jika semua pihak turun langsung mengatasi penyebab terjadinya inflasi dengan inovasi menjaga kestabilan inflasi terutama di momen hari besar.
“Kita optimis inflasi di Sumsel ini tetap terjadi, apalagi kita akan dihadapkan dengan bulan puasa dan Idul Fitri 2025, karena itu komoditi yang menjadi penyebab inflasi perlu mendapat perhatian khusus,” tandas dia. (aha)