PALEMBANG, fornews.co-Direktur Rumah Sakit Pusri Palembang, Prof Dr dr Yuwono M Biomed terus menyuarakan optimisme terhadap pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), walau semakin hari yang terjangkit terus bertambah.
Meski seperti terlihat paradoks dengan sikap sebagian sejawat dokter atau para ahli epidemiologi, namun dari analisa Yuwono, menyebut bahwa kasus pandemi COVID-19 di NKRI konsisten sesuai simpulan berbagai paper penelitian, bahwa angka kematian berkisar 2 – 4%.
“Saat ini angka kematian 6,5 persen, karena cakupan deteksi aktif kita dengan PCR, baru mencapai 170 ribu dengan tingkat positif 10 persen. Mestinya deteksi aktif kita sudah mencapai 500 ribu dengan kasus positif 50.000, sehingga angka kematian sekitar 2 persen,” ujar dia.
Kemudian, terang Yuwono, berdasarkan fakta di lapangan, ada 70 persen lebih kasus positif adalah orang tanpa gejala (OTG) dan 26 persen dengan gejala ringan (risiko kematian rendah). Jadi hanya sekitar 4 persen yang sakit sampai dengan sudah sakit berat (risiko kematian sedang sampai dengan tinggi).
“Patokan melihat pandemi ini adalah angka kematian bukan jumlah kasus positif. Sejak 14 April dengan 60 kematian, angka kematian di NKRI tidak pernah lebih tinggi dari itu,” terang dia.
Simpulan resmi dari World Health Organization (WHO) bahwa vaksin paling cepat tersedia akhir tahun 2021, Yuwono mengungkapkan, itu artinya akan tetap ada kasus positif sampai saat itu.
“Maknanya, ini perjuangan jangka panjang dan umtuk itu modal utamanya adalah imunitas bukan perawatan di rumah sakit, bukan lockdown apalagi PSBB. Karena kasus positif terbaru di New York 2/3 kena mereka yang stay at home!,” ungkap dia.
Prof Yuwono menyampaikan, untuk diketahui bahwa semua infeksi virus secara medis akan sembuh karena imunitas bukan karena obat. Kerja obat hanya mengurangi jumlah virus atau vaksin yang kerja vaksin hanya memicu imunitas adaptif.
“Imunitas 100 persen karunia Allah, kita hanya diminta menjaga dengan cukup tidur, gizi, gerak dan pikiran positif. Jadi apa sih masalahnya? mungkin cuma masalah gizi yang butuh bantuan,”tegas dia.
Atas dasar itu, kata Prof Yuwono, setiap warga mesti fokus menjaga imunitas plus dikuatkan dengan ibadah dan Pola Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Kemudian, pemerintah juga harus fokus menjaga dan memperbaiki imunitas warga dengan dana, regulasi, monitoring dan keteladanan (konsistensi).
“Well, saya percaya siapapun kita (warga atau pemerintah), akan berusaha menjaga imunitas, menerapkan PHBS dan rajin ibadah. Tidak ada satu penyakitpun kecuali Allah menurunkan obatnya (penawarnya),” tandas dia. (aha)