PALEMBANG, fornews.co – Partai Golongan Karya (Golkar) menjadi partai pemenang di Provinsi Sumsel pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini.
Partai belambang pohon beringin yang berhasil mendulang 749.718 suara tersebut, menempatkan 12 kursi di DPRD Provinsi Sumsel. Nah, salah satu pemilik kursi tersebut adalah milik Lury Elza Alex SH, MKn, putri bungsu dari Gubernur Sumsel periode 2008-2018, Alex Noerdin.
Bagi Lury, tentu ada alasan sendiri mengapa hingga terjun ke panggung politik, dari sebelumnya berprofesi sebagai seorang notaris. Salah satunya karena ada tawaran dari Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi.
“Sebenarnya dari awal tidak terbersit baginya untuk menjadi caleg, karena hanya ingin fokus ke profesi sebagai notaris. Tapi sebelumnya, mas Bobby (Ketua DPD Partai Golkar Sumsel) bertanya ke saya, apa tidak ingin maju di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini. Karena tidak ada trah Alex Noerdin yang melanjutkan,” ujar dia.
Terhadap tawaran dari pertanyaan itu, awalnya Lury menilai hanya tawaran biasa saja, tetapi tetap saja menjadi sebuah pemikiran tersendiri bagi dia. Apalagi, sang ayah yakni Alex Noerdin juga telah menyerahkan semua kepadanya, soal keputusan untuk berpolitik.
“Tapi memang, sebelum menjadi caleg, saat saya turun ke daerah-daerah dan bila bicara tentang program, warga tetap berani ngomong bahwa program Pak Alex Noerdin yang paling konkret,” kata dia.
Lury mengungkapkan, setelah yakin untuk maju sebagai caleg, dia dihadapkan pada daerah pemilihan (dapil) Sumsel VI Muara Enim, PALI dan Prabumulih, yang belum pernah sama sekali dijangkauannya. Bukan dari dapil Palembang, Musi Banyuasin (Muba) atau Lahat sudah biasa disinggahinya.
“Kemudian saya langsung turun ke dapil, melihat semua dan apa yang terjadi di Muara Enim, PALI dan Prabumulih. Dari tiga wilayah tersebut, saya menemukan hal yang membuat itu menjadi tugasnya nanti,” jelas dia.
Karena ada satu desa di Kecamatan Rambang Niru, Muara Enim yang belum memiliki sarana sekolah SMA, hingga para orang tua harus menyekolahkan anaknya di SMA yang ada di wilayah di Prabumulih.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bila saya duduk di parlemen nanti. Ya kalau bisa inginnya sih bisa duduk di Komisi V yang bermitra dengan pendidikan,” kata dia.
Saat disinggung, apakah nanti ada program-program titipan dari sang mentor yang tak lain ayahnya sendiri yakni Alex Noerdin? Lury menuturkan, bahwa selalu berdiskusi dan konsultasi dengan sang ayah.
“Beliau (Alex Noerdin) selalu mengingatkan, tidak ada manusia yang tidak membutuhkan manusia lain. Itu penekanannya. Kalau untuk program, tentu untuk ada ya langsung dari beliau,” tutur dia.
Lury melanjutkan, dari yang diingatkan sang ayah, bahwa jadi atau tidak jadi dalam pencalonan ini tetap saja ada orang yang tidak suka. Makanya, sambung dia, lebih enak kalau bisa jadi.
Sebagai pengganti trah sang ayah, Lury mengakui akan menikmati perannya sebagai wakil rakyat dan politisi perempuan Partai Golkar dengan senang.
“Saya bukan ancaman dan saya bukan seorang yang terlalu berambisi. Saya akan selalu mendorong siapapun figur yang unggul,” tandas dia.
Seperti diketahui, bahwa petuangan politik Alex Noerdin di Sumsel sudah sangat familiar. Terlebih dengan programnya yang membumi yakni sekolah dan berobat gratis. Alex Noerdin pernah menjabat Bupati Muba, Gubernur Sumsel dua periode (2008-2018), Ketua DPD Partai Golkar Sumsel tiga periode, serta jabatan lainnya.
Namun, sejak tersandung kasus hukum terkait dana hibah pembangunan Masjid Raya Sriwijaya beberapa waktu lalu, nama Alex Noerdin seolah tenggelam. Terlebih, putra sulungnya, Dodi Reza Alex yang saat itu menjabat Bupati Muba, juga ikut terseret ke masalah hukum soal kasus fee proyek di Kabupaten Muba.
Seiring waktu, berbarengan tokoh-tokoh lain yang tumbuh dan muncul di Sumsel, Lury Elza Alex yang tak terlalu menjadi perbincangan publik politik di Bumi Sriwijaya ini, pelan-pelan muncul hingga akhirnya memastikan satu kursi di parlemen Sumsel, setelah mendapatkan dukungan 22.058 suara. (aha)