SEKAYU, fornews.co-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan verifikasi ratusan nelayan di wilayah Kabupaten Muba, terkait program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
Anggota Tim Verifikasi dari Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Lewi mengatakan, verifikasi ini karena kerja cepat dari Dinas Perikanan Muba dalam mendata nelayan, sehingga bisa langsung diajukan untuk diikutsertakan dalam program konversi BBM ke BBG.
“Nelayan yang mendapat bantuan harus memenuhi syarat. Jadi kita mulai melakukan verifikasi nelayan di Muba, apakah sesuai atau tidak dengan data yang disampaikan Dinas Perikanan Muba,” ujar Lewi, Kamis (9/7).
Lewi mengungkapkan, persyaratan bagi nelayan yang bisa menerima bantuan, diantaranya harus memiliki kartu nelayan yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), memiliki perahu bermesin, menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
“Ini berdasarkan Perpres 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG Untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air Bagi Petani Sasaran,” ungkap dia.
Bantuan yang diberikan secara gratis kepada nelayanan ini, jelas Lewi, berupa satu unit mesin kapal, satu set konverter kit kapal penangkap ikan dan pemasangannya yang terdiri atas pipa penyaluran, regulator, pencampur (mixer), serta peralatan lainnya dan tabung LPG 3 Kg beserta isinya, lalu alat pendukung lain.
“Tahun ini ada 25.000 paket bantuan mesin konversi untuk seluruh nelayan di Indonesia. Muba kita belum tahu, berapa banyak nelayan yang menerima karena masih verifikasi,” jelas dia.
Sementara, Plt Kepala Dinas Perikanan Muba, Hendra Tris Tomy mengatakan, bantuan ini merupakan dorongan dari Bupati Muba Dodi Reza Alex yang sebelumnya mendapat tawaran dari Kementerian ESDM terkait bantuan konversi BBM ke BBG untuk nelayan.
“Ini inisiasi dari Bupati Muba, jadi kita langsung menyampaikan data usulan calon penerima ke Kementerian ESDM berupa data nelayan dan data kapal, baik itu merk mesin, type mesin kurang dari 7,5 Hp, daya mesin, jenis bahan bakar, dan jenis alat tangkap sesuai dengan format. Kita mengajukan data 505 nelayan,” kata dia.
Dengan adanya konversi ini, tutur Hendra, dipastikan ada penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayanan, dengan hitungan jika menggunakan bahan bakar bensin dengan harga jual Rp6.500 per liter estimasi penggunaan 5 liter perhari, maka setiap bulannya anggaran yang dikeluarkan nelayan sebanyak Rp975.000.
“Jika menggunakan LPG dengan harga Rp18.000 per 3 Kg estimasi kebutuhan 1,2 Kg perhari, maka anggaran perbulan yang dikeluarkan sebesar Rp240.000. Dengan begitu, nelayan dapat menghemat Rp735.000 setiap bulannya,” tandas dia. (aha)