PANGKALAN BALAI, fornews.co – Kawasan Tanjung Api-Api Kabupaten Banyuasin, Sumsel, menjadi pilihan PT Evo Manufakturing Indonesia (EMI) dari Evo Group untuk membangun Pabrik pusat produksi makanan hewan modern.
Pabrik berteknologi tinggi yang dibangun di atas lahan seluas 12 hektare tersebut, menjadi pelopor industri makanan hewan di Tanah Air yang memproduksi makanan hewan basah (wet food) sekaligus makanan hewan kering (dry food) berstandar internasional.
CMO Evo Group, Dimas Baskoro menyampaikan, bahwa pabrik ini tidak hanya pertama di Indonesia, fasilitas ini juga diklaim sebagai yang tercanggih di Asia Tenggara.
Pabrik ini, sambung dia, memang dirancang dengan kapasitas maksimal 300 ribu ton per tahun, terdiri dari 180 ribu ton wet food dan 120 ribu ton dry food.
Target kapasitas optimal ini kami harapkan bisa tercapai pada 2030. Dengan skala sebesar itu, Indonesia diharapkan mampu mengurangi defisit perdagangan di sektor pet food. Karena, ekspor makanan hewan asal Indonesia saat ini masih di bawah 5 persen dari total impor,” ujar dia, Senin (6/10/2025).
Dimas mengatakan, ketika beraudiensi dengan Menteri Perdagangan beberapa waktu lalu, Evo Group sudah mendapat dukungan agar bisa menembus pasar internasional, sekaligus memperkuat daya saing produsen lokal di dalam negeri.
“Pabrik ini juga berkomitmen memanfaatkan sumber daya lokal. Mulai dari bahan baku hingga tenaga kerja, EMI menempatkan masyarakat sebagai bagian penting dari proses pertumbuhan,” kata dia.
Hingga saat ini, ungkap Dimas, tercatat lebih dari 400 karyawan telah direkrut, dengan 50 persen berasal dari Kabupaten Banyuasin, dan 90 persen merupakan putra daerah Sumatera Selatan.
“Jika beroperasi penuh, kami memerlukan 1.500 hingga 2.000 tenaga kerja. Artinya, pabrik ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga membuka ruang kerja dan masa depan baru bagi masyarakat,” ungkap dia.
Dalam proses produksinya, jelas Dimas, EMI berkomitmen mematuhi aturan pemerintah dan standar internasional. Apalagi, perusahaan telah memenuhi izin lingkungan, izin bangunan, sertifikat veteriner (NKV), serta berproses untuk sertifikasi ISO 22000 dan FSSC 22000 terkait keamanan pangan.
Pihaknya meyakini, investasi besar yang telah ditanamkan akan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Kehadiran pabrik ini diharapkan bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Banyuasin, tetapi juga ikon baru industri pet food Indonesia di mata dunia.
“Pabrik ini adalah langkah nyata kami menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi dan produksi global di bidang makanan hewan. Kami ingin masyarakat merasa memiliki kebanggaan atas pencapaian ini,” tandas dia. (kaf)

















