YOGYA, fornews.co – Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat masih memiliki 15 kecamatan miskin akibat tingginya alih fungsi lahan pertanian.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, empat hari lalu di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Menurut Sri Paduka, masih banyak yang mengukur sesuatu dengan idealisme kacamata pribadi. Padahal pertanian di DIY membutuhkan perhatian serius.
Baca: Yogya Saatnya Beralih ke Bangunan dan Rumah Bergaya Mataraman
“Dan yang memang perlu diketahui kita semua, pertanian di Yogya itu bukan tanpa masalah. Misalnya, alih fungsi lahan yang tinggi sekali rasionya,” tuturnya usai menemui pengurus DPD KHTI DIY.
Sri Paduka merasa prihatin bertani masih dipandang sebelah mata karena dianggap tidak menarik.
“Padahal, jika dilihat lebih jauh bertani itu justru mengasyikkan,” seloroh Sri Paduka.
Dengan adanya Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DIY, Sri Paduka berharap berbagai persoalan yang dihadapi petani dapat terselesaikan.
“Tentu saja melalui berbagai program kerja dari HKTI DIY yang lebih konkret.”
Meski begitu pemikiran sepihak terkait pengalihan lahan pertanian itu belum tentu bersifat aplikatif sehingga HKTI diharapkan mampu memberdayakan petani.
Sri Paduka meyakini 15 kecamatan miskin di DIY masih terdapat para petani yang tangguh.
“Tentu saja HKTI dapat menjadi penghubung pengabdian masyarakat dari pendidikan tinggi.”
Dengan begitu, lanjut Sri Paduka, pihaknya juga dapat memberikan kesempatan kepada para civitas akademika untuk mengaplikasikan ilmunya.
Bahkan, kata Sri paduka, pada civitas dan akademika juga dapat mengaplikasikan berbagai program yang nantinya dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Pengembangan jaringan HKTI ke berbagai desa di DIY akan dilakukan melalui tiga program sebagai upaya ketahanan pangan mandiri.
Ketua DPD HKTI DIY, Ali Agus, usai diterima Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, pengembangan jaringan lebih luas hingga ke desa-desa diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi petani.
“Terkait kedaulatan pangan cukup luas cakupannya, seperti pertanian, peternakan dan perikanan,” katanya.
Menurut Agus, ada dua program penting sebagai pendorong dan pengembangan bagi generasi milenial dalam bidang pertanian.
Selain itu, juga program pengadaan training center terpadu di DIY terkait pertanian secara umum.
Kepada fornews.co, Agus mengatakan dua program penting untuk generasi milenial itu akan dilakukan di di Komplek Agromix Lestari Grup, Ngemplak, Sleman.
Sementara itu Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X berharap HKTI DIY bisa mendaftarkan diri dengan berkirim surat kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY. (adam)