PANGKALAN BALAI, fornews.co – Provinsi Sumsel ditarget merealisasikan 98 ribu hectare (Ha) Program Upaya Khusus (Upsus) Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024 yang digulirkan Kementerian Pertanian (Kementan) pada semester satu ini.
Lokasi program Upsus tersebut terbagi di wilayah Kabupaten Banyuasin 22 ribu ha dan saat ini sudah diolah 4.400 ha dengan rata-rata produksi 5,1 ton per ha padi IP 100 dan IP 200. Kegiatannya meliputi rehabilitasi saluran, pembangunan saluran irigasi, pembangunan pintu air, penggunaan pompa dan kegiatan olah tanah.
Kemudian, di Kabupaten OKI sebesar 65 ribu ha dengan rata-rata produksi 5,7 ton per ha dan benih IP150-200. Berikutnya, Kabupaten Muara Enim dengan luas alokasi 2.400 ha dengan jumlah roduksi 4,3 ton per ha.
Lalu, Kabupaten Ogan Ilir (OI) dengan alokasi oplah rawa 400 ha, produksi 2-3,5 per ha dan Kabupaten OKU Timur alokasi oplah rawa 5.000 ha dengan produksi 3 hingga 5 ton per ha.
Terkait dengan hal itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kerja (kunker) untuk melihat Pelaksanaan Kegiatan Upsus Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024, di Desa Sumber Hidup, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Jumat (1/3/2024).
Mentan Adam Amran yang didampingi Penjabat (Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni dan Pj Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam, melihat dari dekat aktivitas tabur benih padi yang dilakukan petani di lahan sawah seluas 22 ribu hektar.
Adam Amran menyampaikan, bahwa Pemerintah akan menambah kuota pupuk menjadi 9,5 juta ton dari anggaran 2024, untuk meningkatkan produktivitas petani yang selama ini kerap terkendala.
“Petani tidak usah lagi risau dan khawatir tentang pupuk, Pak Presiden sudah memenuhi kebutuhan petani seperti tahun 2014-2018 juga kuantum pupuk 9,55 juta ton,” ujar dia.
Sementara, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan, sebagai salah satu provinsi yang menjadi lokasi program kegiatan nasional ini, Sumsel mendapat kurang lebih 100.000 ha perluasan lahan pada semester pertama, dan 100.000 hektar selanjutnya pada semester kedua.
“Kami akan optimalkan penggarapan lahan yang dikembangkan di Sumsel ini,” kata dia.
Fatoni mengungkapkan, produksi padi Sumsel mengalami peningkatan. Ini terlihat pada produksi padi tahun 2023 sebesar 2.832,77 ribu ton, Gabah Kering Giling (GKG) mengalami peningkatan sebanyak 57,70 ribu ton GKG atau 2,08% dibandingkan produksi padi pada tahun 2022 yang sebesar 2.775,07 ton GKG.
“Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1.626,74 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 33,14 ribu ton atau 2,08% dibandingkan produksi beras pada tahun 2022 yang sebesar 1.593,60 ton,” ungkap dia.
Lewat program Upsus Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024 yang dikucurkan Mentan ini, Fatoni optimistis, kedepannya Sumsel akan menjadi lumbung padi dikarenakan memiliki produksi padi terbesar di Indonesia.
Pj Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam melanjutkan, Banyuasin menjadi satu-satunya kabupaten di Sumsel yang masuk 10 besar daerah penghasil beras terbesar di Indonesia.
“Bahkan menjadi satu satunya di Pulau Sumatera dengan Produksi Sawah Banyuasin Tahun 2022 (BPS), Produksi GKG 895.260 ton, produksi beras 514.108 ton, luas tanam 228.709 ha, luas panen 177.558 ha, luas baku sawah sementara data ATR BPN 194.240,13 ha,” tandas dia. (aha)