PALEMBANG, fornews.co – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel diminta mewaspadai dan memantau risiko kenaikan bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal tersebut diutarakan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, pada Rapat Koordinasi (Rakor) Ketersediaan Pasokan dan Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, di Ruang Rapat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Rabu (18/12/2024).
“Terutama untuk komoditas harga beras, bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras,” ujar Elen dihadapan para peserta rakor tersebut.
Elen mengatakan, menjelang akhir tahun, berdasarkan prognosa neraca konsumsi dan historis perkembangan harga bulanan 3 tahun terakhir, pada Desember 2024 tercatat stabil.
“Bahkan melandai dibanding November, kecuali minyak goreng dan telur ayam, kenaikan yang mungkin akan terjadi ini harus kita pantau terus meskipun stok kita aman,” kata dia.
Elen mengungkapkan, hasil pemantauan harga bahan pangan di pasar tradisional dan modern yang dilakukan beberapa OPD terkait, dapat disimpulkan harga relatif stabil.
“Semua ketersediaan stok komoditi di pasar tradisional dan pasar modern yang telah dilakukan pemantauan juga cukup. Namun masih ada komoditi yang mengalami kenaikan di pasar-pasar tradisional yakni minyak goreng dan telur ayam,” ungkap dia.
Pemprov Sumsel, jelas Elen, akan terus berupaya mengendalikan inflasi menjelang akhir tahun 2024, dengan monitoring kondisi pasokan secara berkala, melakukan sidak, serta quick action bila ada gejolak harga seperti pelaksanaan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dan optimalisasi KAD.
“Kelancaran Distribusi ini juga perlu kita jaga, dengan cara optimalisasi Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) serta antisipasi titik-titik rawan banjir jelang puncak musim hujan,” jelas dia.
Selain itu, terang Elen, Pemprov Sumsel juga melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) untuk membantu masyarakat mendapati bahan pangan dengan yang lebih murah dibandingkan dengan harga pasar.
“Komunikasi yang efektif sangat perlu dilakukan dengan cara kampanye bijak berbelanja,” terang dia.
Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Ricky Perdana Gozali menuturkan, bahwa inflasi pada November 2024 year on year (yoy) sebesar 0,73 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,48.
Inflasi dominan, sambung Ricky, terjadi di Kota Palembang sebesar 0,95 persen dengan IHK sebesar 105,89 dan terendah terjadi di Kabupaten Muara Enim sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 108,43.
“Inflasi year on year terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukan naiknya indeks kelompok pengeluaran seperti, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,68 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,78 persen kelompok transportasi 1,60 persen,” tutur dia.
“Sementara tingkat inflasi month to month Provinsi Sumsel bulan November 2024 sebesar 0,58 persen dan tingkat inflasi year to date sebesar 0,70 persen,” tandas dia. (aha)