PALEMBANG, fornews.co – Pengurus, anggota, dan kader DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Sumatra Selatan menggelar aksi damai di depan Mapolda Sumsel, Senin (29/06). Aksi ini merupakan respons dari pembakaran bendera PDI Perjuangan dalam aksi unjuk rasa menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/06).
Aksi dipimpin langsung Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel Giri Ramanda Kiemas. Para kader partai berlambang banteng moncong putih itu merasakan kemarahan dan kekecewaan atas ulah segelintir massa di aksi penolakan RUU HIP yang membakar bendera berlogo PKI dan PDI Perjuangan.
“Indonesia adalah negara besar yang begitu beragam. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga ke Rote sangat majemuk. Kita bersatu karena Pancasila. Indonesia memiliki nilai luhur untuk bermusyawarah, jadi itulah yang harusnya kita kedepankan. Perbedaan pandangan politik tidak boleh meniadakan hakikat bahwa manusia harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki hak hidup sama di muka bumi ini,” ujar Giri dalam pernyataan sikap DPD PDI Perjuangan Sumsel.
Giri menyatakan, pengurus dan kader PDI Perjuangan tidak memahami kenapa bendera partai mereka dibakar di aksi tersebut. Padahal bendera itu merupakan simbol identitas yang telah mempersatukan jiwa seluruh kader PDI Perjuangan untuk berkiprah lebih baik untuk bangsa ini. Giri menegaskan, bukan suatu tindakan yang tepat kalau kemudian mereka yang lahir di bumi yang sama saling meniadakan atau merendahkan.
“Bagi kader PDI Perjuangan, haram hukumnya untuk merendahkan manusia siapapun karena manusia tetap manusia yang harus diperlakukan sesuai dengan ciri-ciri manusia. Perbedaan memposisikan ideologi negara Pancasila hendaknya dipahami sebagai upaya untuk memposisikan Pancasila tepat pada kedudukan dan fungsinya. Selama 30 tahun masa Orde Baru, Pancasila dimanfaatkan sebagai mesin penghancur identitas keberagaman. Hari ini yang kita rasakan adalah jauhnya kita dengan tata nilai kebudayaan yang menjadi sumber jati diri bangsa,” paparnya.
Giri menegaskan, PDI Perjuangan merupakan partai politik yang lahir dari rahim rakyat Indonesia dan berproses menjadi besar karena energi yang diberikan rakyat Indonesia. Sehingga jika dalam perjalanannya PDI Perjuangan berbuat tidak baik pada bangsa Indonesia, maka hal itu sama saja PDI Perjuangan menjadi anak durhaka yang tidak pernah tahu balas budi.
“Catat, PDI Perjuangan adalah partai yang sah secara hukum. Setiap tindakan akan kami pertanggungjawabkan secara hukum pula. Kalau kami dianggap durhaka, hadapkan kami ke depan hukum,” tegas Giri.
Pengurus dan kader PDI Perjuangan yang menggelar aksi di depan gerbang Mapolda Sumsel akhirnya ditemui langsung Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri. Lalu Giri Ramanda menyerahkan surat pernyataan sikap DPD PDI Perjuangan Sumsel atas pembakaran bendera PDI Perjuangan kepada Kapolda.
Pernyataan Sikap DPD PDI Perjuangan
- Pembakaran bendera Partai PDI Perjuangan yang sah menuru peraturan perundang-undangan sebagai tindakan yang tidak berdasar dan berakar dari watak dan kebudayaan bangsa Indonesia sehingga dapat menciderai hubungan kemanusiaan yang memanusiakan manusia lain.
- Pembakaran bendera Partai merupakan bentuk pengingkaran pada peraturan perundang-undangan yang telah menjadi sumber dinamika yang dinamis dalam interaksi politik warga bangsa.
- Terhadap para pelaku pembakaran, PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya aparat Penegak Hukum untuk segera menangkap dan memberikan hukuman yang wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tapi izinkanlah kami memberikan maaf pada tindakannya dan mendoakan semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal.
- Kepada segenap Kader PDI Perjuangan se-Sumatra Selatan, teruslah bekerja bersama rakyat, jangan pernah berhenti berbuat untuk rakyat, jangan pernah lelah untuk bergotong royong sebagaimana tujuan partai PDI Perjuangan dibentuk, yaitu:
- Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika; dan
- Berjuang mewujudkan Indonesia sejahtera berkeadilan sosial yang berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.
- Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu bersama orang-orang yang cakap dalam memanusiakan manusia dan mohon maaf pada para pejuang kemerdekaan karena ada luka keberagaman yang dibuat oleh saudara kami yang terganggu akal sehatnya sehingga lupa akan kebhinnekaan perangai. (ije)