YOGYAKARTA, fornews.co–Sejak pukul 10.00 WIB pelayat sudah mulai berdatangan di rumah duka di Klebengen CT VIII Blok E-6, Depok, Sleman, DIY, Senin (13/7/2020).
Mbah Lindu, penjual gudeg tertua di Yogyakarta itu meninggal pada Ahad, 12 Juli 2020, sekira pukul 17.52 WIB.
Di umur yang ke-100 tahun, Mbah Lindu tutup usia.
Sebelum meninggal, Mbah Lindu sempat dirawat selama dua hari di Rumah Sakit.
Selama dua tahun terakhir, Mbah Lindu, hanya beraktivitas di rumah.
Ratijah, anaknya, menggantikan Mbah Lindu berjualan gudeg di Jalan Sosrowijayan, Gedongtengen, Kota Yogyakarta.

Mendekati pukul 11.00 WIB Jenazah Mbah Lindu dimakamkan di Makam Klebengan, yang berjarak sekira 100 meter dari rumah duka.
Di pemakaman terlihat anak-anak dan cucu-cucunya.
Sebagian lain, pecinta gudeg Jogja, juga terlihat melayat.
Baca: Gudeg Identitas Jawa dari Masa Panembahan Senopati, Pendiri Kasultanan Mataram Islam
“Meninggal karena sampun sepuh (meninggal karena sudah berusia tua),” kata seorang warga usai melayat, Senin.
Mulai jualan di Sosrowijayan
Semula, Mbah Lindu, berjualan keliling dari kampung ke kampung.
Mbah Lindu mulai berjualan gudeg di usia 13 tahun, sejak Perang Dunia II pecah.
Meski sudah puluhan tahun, khas rasa gudeg Jogja dari penjual gudeg lintas jaman itu tidak pernah berubah.
Baca: Masjid Besar Mataram Kotagede Yogyakarta Wujud Konsep dari Sunan Kalijaga
Karena bertambahnya usia, Mbah Lindu memilih berjualan menetap di Sosrowijayan, tak jauh dari Kawasan Malioboro.
Setiap pagi berangkat dari rumahnya di Klebengan ke Sosrowijayan berjarak sekira 5,6 kilometer.
Mbah Lindu hanya berjalan kaki.
“Mbah Lindu itu pekerja keras, penyemangat saya,” kata Ratijah.

Gudeg jualannya selalu habis. Laris. Terlebih jika sedang musim liburan, Mbah Lindu kadang cukup kerepotan.
Meski pembeli mengantri panjang, ia melayani dengan sabar.
Harga seporsi gudeg mulai Rp 15 ribu hingga 20 ribu rupiah.
Gudeg khas Jogja Mbah Lindu masih dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar.
Banyak pelanggan yang ketagihan dengan racikannya. Termasuk pelanggannya dari mancanegara.

Setelah meninggalnya Biyem Setyo Utama, Yogyakarta diguncang Lindu.
“Lindu” sebutan lain dari gempa. Gempa berkekuatan 5,2 skala richter terjadi pukul 02.50 WIB.
Pusat gempa berada 150 km di Barat Daya Bantul, DIY, dengan lokasi 8.73 LS,109.88 BT, di kedalaman 10 km.
Baca: Mbah Lindu, Penjual Gudeg Legendaris Yogyakarta, Meninggal Dunia Genap 100 Tahun
Gempa itu sempat diperbincangkan karena hanya berselisih hitungan jam dengan meninggalnya Mbah Lindu.
Dunia Kuliner telah kehilangan lagi satu tokoh kuliner tertua di Indonesia.
Mbah Lindu akan selalu dikenal sebagai tokoh kuliner legendaris, meski tidak terlihat karangan bunga belasungkawa. (adam)

















