PALEMBANG, fornews.co – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Palembang, Isnaini Madani mengatakan, bahwa sektor pariwisata di Kota Palembang sedang dilanda bencana tsunami.
Penggunaan diksi tsunami pada kepariwisataan ini karena tegerusnya jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara dengan tujuan Palembang.
Isnaini menyebutkan, salah satu penyebabnya adalah tingginya harga tiket pesawat terbang, sehingga kerugian yang ditaksir bisa mencapai angka miliaran rupiah.
“Banyak penerbangan yang di-cancel. Menurut Herlan Ketua PHRI, rata-rata dalam satu bulan ada sekitar 100 penerbangan yang dibatalkan. Kalau 100 orang saja dalam 10 kali pembatalan penerbangan, artinya sudah ada 1.000 orang yang batal, dan yang batal pelancong. Kalau 1 orang menghabiskan uang Rp2 juta dalam 1 hari, sedangkan mereka menginap di Palembang selama 3 hari, berapa uang yang bakal masuk ke Palembang?. Nah ini tsunami pariwisata,” papar Isnaini.
Isnaini menjelaskan bahwa, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang PAD terbesar di Palembang yang didapat dari devisa. Apabila tarif pesawat naik, maka akan banyak devisa yang terlepas.
“Wisatawan yang melakukan wisata kuliner, menginap di hotel, serta membeli suvenir di saat akan meninggalkan Kota Palembang, semua itu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Palembang,” tuturnya.
Isnaini berharap akan ada langkah konkret, nyata dan cepat dari pemerintah pusat untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kami juga yakin saat ini Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan sedang berupaya mencari solusi. Kita harap ini tidak hanya menjadi tugas sektor pariwisata dan perhubungan saja, namun seluruh sektor mesti bersinergi mencari jalan keluarnya,” tandasnya.(irs)