PALEMBANG, fornews.co – Aksi unjuk rasa puluhan emak-emak yang tergabung dalam Komando Barisan Rakyat Anti Pemilu Curang (Kobar Perang) di Bawaslu Sumsel dikawal ketat ratusan aparat kepolisian.
Tak hanya itu, di sepanjang pagar gedung Bawaslu juga dilapisi dengan pagar kawat berduri yang tajam sebagai penghalang.
Tampak juga di halaman kantor Bawaslu Sumsel sejumlah mobil keamanan barracuda, water cannon dan beberapa ekor anjing K9 serta peralatan kepolisian seperti tameng.

Hal ini memancing emosi emak-emak Kobar Perang. Mereka merasa terluka diperlakukan seperti ini. Mereka datang hanya ingin melakukan aksi dengan damai dan menuntut keadilan pada Bawaslu Sumsel atas tindakan dugaan kecurangan yang dilakukan KPU Kota Palembang.
“Kami di perlakukan seperti teroris (dikawal ketat). Kami tidak perlu pagar besi, kami tidak akan merusak, beginikah bapak, ibu memperlakukan kami sebagai rakyat, sebagai pengayom masyarakat,” kata Andi Nurbaya, salah satu ibu pengunjuk rasa dalam orasinya.
“Kami rasa kalian punya anak, kami di sini juga berjuang untuk anak kami. Laporan kami tidak diperiksa, apakah begini para pengayom?kenapa kami diperlakukan begini,” teriak dia keras.
Sebenarnya mereka tidak mau melakukan unjuk rasa berlelah diri dengan berpanas-panasan di ruang terbuka. Namun hal itu dilakukan demi menuntut keadilan.

“Kami hanya emak-emak yang memikirkan nasib anak cucu kami, kenapa kami diperlakukan begini. Jangan sampai juga peluru bapak ibu polisi keluar jika kami menyampaikan aspirasi kami, peluru kalian dibeli pakai uang rakyat. Sudah bukan rahasia lagi, katanya kalau bakal ada yang unjuk rasa bakal ditembak,” ungkapnya berorasi.
Menanggapi hal itu, Kalpolres Banyuasin AKBP Yudhi Pinem mengatakan, selaku penanggung jawab keamanan wilayah di Jalan Opi Raya Jakabaring, apa yang dilakukan oleh kepolisian sudah memenuhi prosedur yang berlaku.
“Ada sekitar 197 personel yang diterjunkan, dibantu juga dari Polresta dan Polda. Kita antisipasi jika nanti ada masa anarkis, sehingga memudahkan kita mengevakuasi dan pengamanan,” ujarnya.
“Ini sudah sesuai SOP. Kita tidak melarang dan memberi kesempatan, dan kita sudah fasilitasi waktu menemui Bawaslu sehingga tidak ada terlihat seperti teroris, ” jelasnya.(irs)