SEOUL, fornews.co – Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menyepakati empat kerja sama terkait dukungan pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kepastian kerja sama itu dikonkritkan lewat penandatanganan Protokol Perubahan Memorandum Saling Pengertian, antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Agraria, Infrastruktur, dan Transportasi (MOLIT).
Saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, sudah disepakati empat bentuk kerja sama konkrit khususnya terkait dukungan pengembangan IKN Nusantara.
“Pertama, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan akan membantu melalui hibah pembangunan instalasi pemurnian air dengan kapasitas 300 liter per detik,” kata dia, saat mendampingi Presiden Jokowi ke Seoul, Korea Selatan, Kamis (28/7/2022).
“Kami sudah melihat kemarin di Hwaseong Water Purification Plant. Menurut saya ini adalah the best available technology yang sudah diaplikasikan oleh Korea Selatan sehingga siap minum, sangat reliable karena proses pengolahan akhirnya dilakukan dengan metoda ozonisasi,” sambung dia.
Berikutnya, ungkap Basuki, pembangunan instalasi pengolahan limbah cair untuk IKN Nusantara. Pihaknya telah mengunjungi Busan Eco Delta Smart City dan Smart Village yang dulu tahun 2019, saat groundbreaking juga dihadiri oleh Presiden Jokowi.
“Kita lihat bagaimana progresnya setelah tiga tahun. Ada yang namanya smart village yang sudah selesai dibangun sebanyak 86 rumah dan dihuni oleh 400 orang. Perkembangannya sedang dimonitor terus melalui implementasi 41 jenis teknologi canggih di dalam smart village tersebut,” jelas dia.
Rencananya, urai Basuki, di IKN Nusantara akan dibangun smart village yang terdiri dari 100 unit rumah sebagai proyek percontohan. Proyek smart village ini direncanakan dapat mulai dibangun pada 2023 mendatang dengan dukungan dari Korea Selatan.
Untuk menghubungkan IKN Nusantara dengan Kota Balikpapan, urai Basuki, akan dibangun immerse tunnel yang sesuai dengan konsep forest city. Karena pemerintah ingin melindungi bekantan, fauna dan flora endemik lainnya yang ada di sekitar Teluk Balikpapan.
“Kita tidak akan membangun jembatan yang secara fisik mengubah morfologi lingkungan, melainkan kita coba bangun immerse tunnel seperti di Geoje, Busan. Saat ini sedang dikerjakan feasibility study-nya untuk kemudian tahun ini dilanjutkan dengan basic design-nya, sehingga bisa kita mulai pembangunannya pada 2023,” tandas dia.