PAGARALAM, fornews.co – Angka rata-rata lama sekolah di Kota Pagaralam tahun 2022 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel adalah 9,45.
Menanggapi data BPS Sumsel tersebut, bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Kota Pagaralam Anton Radianto Fadli, SE menyatakan, rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan yang pernah dijalani.
“Artinya kebanyakan masyarakat yang sudah mengenyam pendidikan di Kota Pagaralam telah lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas baik SMA, SMK, MA,” ujar dia.
Angka tersebut, kata Anton, bila mengacu pada hasil tahun 2020 (9,71) dan 2021 (9,62) terus terjadi penurunan. Hanya saja, bila dibanding kabupaten/kota lainnya di Sumsel, Pagaralam masih berada di peringkat keempat setelah Palembang (11,05), Prabumulih (10,34), dan Lubuklinggau (9,51).
“Bila melihat data BPS itu, ada penurunan angka rata-rata lama sekolah. Padahal, dulu terkenal jeme Pagaralam lah banyak kuliah, termasuk ke Yogya. Ini tentu harus menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam. Kenapa ini terjadi? Apa penyebabnya? Bagaimana solusinya?,” kata politisi asal PDI Perjuangan itu.
Anton mengungkapkan, tentu ada banyak faktor penyebab misalkan, tingkat kemampuan ekonomi orangtua, minimnya kesempatan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi, bisa juga karena menurunnya kesadaran akan pentingnya pendidikan.
Pria kelahiran Desa Pelang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah itu melanjutkan, banyak hal yang berkaitan dengan sektor pendidikan. Mulai dari kesehatan ibu dan anak, pendapatan orangtua, infrastruktur, hingga sektor lainnya.
“Semuanya berkaitan. Ibu dan anak yang sehat, terpenuhi gizinya, bapaknya punya pendapatan dari baiknya sistem pertanian dan lain-lain, kesadaran pentingya pendidikan, semua saling mempengaruhi,” ungkap jebolan STIE Kerjasama Yogyakarta itu.
Lalu terkait solusi, terang Anton, tentu ada banyak hal untuk meningkatkan rata-rata pendidikan di Pagaralam. Mulai dari membuka lebih luas lagi kesempatan bagi anak-anak di Pagaralam untuk kuliah, seperti mendorong agar kuota beasiswa untuk Pagaralam meningkat.
“Lalu menambah ruang kelas SLTA, dan tak kalah penting membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan,” terang putra dari Abdul Komaruddin tersebut.
Anton menuturkan, alokasi dana untuk sektor pendidikan dalam APBD Pagaralam juga harus didorong memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yakni, minimal 20 persen dari APBD.
“Namun angka 20 persen itu jangan banyak untuk belanja dinas pendidikan yang tidak ada kaitannya dengan peningkatan mutu atau kualitas pendidikan,” tutur dia.
Bila dipercaya rakyat untuk duduk di kursi DPRD Pagaralam, tegas Anton, sudah ada sejumlah program kerja yang disiapkannya. Salah satunya meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Pagaralam.
“Sebab, pendidikan merupakan hal penting dalam kemajuan suatu daerah, termasuk di Kota Pagaralam,” tandas dia. (kaf)