JAKARTA, fornews.co – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron menyampaikan, Indonesia masih rentan korupsi dan kesadaran penyelenggara negara dalam pencegahan korupsi masih rendah.
Hal itu diutarakan Nurul Ghufron, pada Forum Sosialisasi Survei Penilaian Integritas (SPI) 2023 dengan tema ‘Mengawal SPI Demi Negeri’, di Jakarta, Selasa (25/07/2023).
Menurut Ghufron, indikasi sesuatu bisa disebut berintegritas dan antikorupsi, kalau setiap sistem di dalamnya sudah berkepastian, semua prosesnya sama, orang bisa memastikan prosedurnya.
“Sehingga dalam pelayanan publik misalnya, masyarakat tidak perlu melakukan suap. Logikanya, kalau sudah transparan untuk apa pakai calo,” ujar dia.
Ghufron mengungkapkan, KPK kembali melakukan SPI 2023 ini untuk memetakan risiko dan praktik korupsi di seluruh lembaga publik, meliputi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah (k/l/pemda).
“Survei ini dimulai sejak 17 Juli dan akan berakhir hingga 31 Oktober 2023. Nilai SPI tahun 2022 adalah 71,9 poin atau di bawah target yang sebesar 72 poin. Hasil ini menunjukkan Indonesia rentan korupsi dan kesadaran penyelenggara negara dalam pencegahan korupsi masih rendah,” ungkap dia.
SPI ini, jelas dia, harus terus dilaksanakan untuk meningkatkan transparansi serta demi menjaga integritas kebangsaan dalam mencegah dan memberantas korupsi.
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam SPI 2023 dengan menuangkan pengalamannya serta melaporkan praktik korupsi yang mungkin terjadi dalam hal pelayanan publik,” jelas dia.
Sementara, Deputi Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menerangkan, SPI 2023 ini pihaknya menargetkan 400 ribu responden yang terbagi dalam tiga sasaran yaitu, pegawai instansi publik, masyarakat pengguna layanan publik dan pelaku usaha, serta pemangku kepentingan termasuk auditor, lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan lain-lain.
“Kami minta agar SPI diisi dengan jujur. Bila mendapat link untuk pengisian, tolong diisi dengan sebenar-benarnya. Kalau SPI jelek, sedikit responden, dan diisi dengan tidak jujur, kita akan susah menilainya,” tandas dia. (aha)