PALEMBANG, fornews.co – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatra Selatan (Sumsel), menilai kedua kandidat calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan bertarung di Pemilu 2019 ini, menempatkan isu lingkungan secara parsial.
Direktur Walhi Sumsel, M Hoirul Sobri memberikan catatan penting untuk kedua Capres dan Cawapres (Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi) terkait isu lingkungan yang bakal dibahas pada Debat Capres/Cawapres Minggu (17/02) besok. Hal ini didasari analisis Walhi Sumsel, pada dokumen visi misi para Capres dan Cawapres. Pada Debat Kandidat Capres dan Cawapres besok di Jakarta, akan membahas tentang energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.
“Masih ada tumpang tindih misi lingkungan hidup dengan misi ekonomi dan pembangunan dari para kandidat Pilpres. Misalnya, bagaimana bisa kedaulatan pangan hadir di negeri ini apabila lahan pertanian untuk tanaman pangan berganti tambang, kebun sawit, kebun kayu, dan bangunan infrastruktur,” kata Hoirul, dalam rilisnya, Sabtu (17/02).
Ia menjelaskan, bagaimana bisa para kandidat berperan dalam mengurangi pelepasan emisi karbon demi mencegah percepatan perubahan iklim, jika masih mengandalkan energi “kotor” bersumber dari ekstraksi sumber daya alam dan fosil? Dan bagaimana para kandidat menjamin kelestarian lingkungan dan mempertahankan keanekaragaman hayati jika hutan beralih fungsi perkebunan monokultur?
“Fakta bahwa Indonesia adalah kawasan rawan bencana, tidak menjadi pertimbangan oleh Capres dan Cawapres dalam menyusun visi-misi. Pemahaman kandidat tentang lingkungan hidup pun perlu diperkuat lagi. Tidak serta merta pembangunan dan faktor ekonomi menjadi alat pembenaran,” ujar Hairul.
Maraknya aktivitas industri ekstraktif yang berbasiskan lahan dan sumber daya alam selama ini turut berperan menjadi penyebab bencana ekologis di Sumsel. Pihaknya mencatatkan, selama tahun 2018 telah terjadi bencana sebanyak 176 kali yang tersebar pada 15 kabupaten/kota di Sumsel.
“Selain kerugian ekonomi, salah urus pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam juga berimbas pada konflik agraria yang menahun dan kronis terjadi pada tingkat tapak. Perbaikan tata ruang oleh Pemerintah serta ketegasan penegakan hukum terhadap korporasi besar, seharusnya menjadi tantangan untuk para kandidat demi keadilan dan kelestarian lingkungan hidup,” terangnya.
Menyoroti visi misi pasangan Capres dan Cawapres sebagai prediksi pelaksanaan debat tahap kedua Pilpres yang membahas tentang energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur, dirinya psimistis jika bahasan tentang lingkungan hidup sampai pada substansi. Bahasan lebih banyak tentang cara pendekatan pemerataan pertumbuhan ekonomi, dengan pandangan lingkungan hidup secara parsial.
“Nalar meraup keuntungan dari aktivitas ekstraksi sumber daya alam dan menjadikan isu lingkungan hidup terpinggirkan membuat sesat pikir. Sedikit untung, malah kerugian lebih banyak siap mengintai ditimbulkan dari bencana yang dihasilkan kelak” tandasnya. (rel)