YOGYA, fornews.co – Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dampingi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wira Jaya rintis Desa Wisata Wirokerten. Meningkatnya kunjungan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperlukan pondasi dan pengelolaan wisata.
Pendampingan melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) itu telah dilakukan LPM UMY di antaranya melalui pelatihan peningkatan kapasitas dan studi banding.
Baca: Kuliner Jadul di Pasar Blumbang Wirokerten Bantul
“Peningkatan kapasitas dan studi banding ini perlu dilakukan sebagai pengembangan sumber daya Pokdarwis agar lebih produktif,” ungkap Dosen Ilmu Pemerintahan UMY, Sakir Ridho Wijaya, S.IP., M.IP, Selasa.
Menurut Sakir, pelatihan peningkatan kapasitas dan studi banding yang sudah dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2023 menjadi langkah dasar untuk memperkuat kelembagaan Pokdarwis Wira Jaya.
Selaku Ketua pengabdian masyarakat skema PPDM UMY, Sakir, menyebut Kelurahan Wirokerten, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, merupakan rintisan desa wisata menuju Desa Mandiri Budaya.
“Maka, penguatan kelembagaan terhadap Pokdarwis yang dikemas melalui peningkatan kapasitas dan studi banding juga berguna dalam mengampanyekan Sapta Pesona wisata,” jelasnya.
Selain Pokdarwis Wira Jaya, pelatihan peningkatan kapasitas dan studi banding juga diikuti mahasiswa dan dosen UMY dihadiri Lurah, Uku-Ulu dan dukuh di Kelurahan Wirokerten.
Agar materi pelatihan dapat terserap, Pokdarwis Wira Jaya juga melakukan studi banding pengenalan destinasi wisata di Desa Wisata Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Seluruh peserta pelatihan melakukan soft trekking di Gunung Api Purba Nglanggeran.
Baca: Potensi Pariwisata Gunungkidul dan Kulonprogo Bakal Kalahkan Bali
LPM UMY melaporkan pelatihan yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB itu diawali dengan paparan materi berjudul “Pengelolaan Wisata Berwawasan Lingkungan” oleh Ketua Pokdarwis Nglanggeran, Mursidi.
Dalam paparan itu Mursidi menekankan pentingnya manajemen terhadap pengelolaan wisata berbasis masyarakat.
Ada empat kunci utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan wisata berbasis masyarakat, dua di antaranya memahami potensi lokal dan manajemen SDM sehingga tercipta desa wisata berkelanjutan.
“Keempat kunci utama dalam mengelola desa wisata yakni potensi lokal, manajemen SDM, komitmen dan promosi,” ungkapnya.
Maka, kata Mursidi, keempat poin itu harus harus bersinergi satu sama lain untuk menciptakan desa wisata yang berkelanjutan.
Baca: Kebangkitan Wisata Yogyakarta
Selain soft trekking di Gunung Api Purba Nglanggeran, Pokdarwis Wira Jaya dan seluruh peserta diajak mengunjungi budidaya ternak kambing Etawa dan rumah pengolahan Dodol Kakao sebagai edukasi manajemen pengelolaan paket wisata.
Sementara itu, Lurah Wirokerten, Rakhmawati Wijayaningrum, S.E, mengucapkan terima kasih kepada pihak Akademisi Kampus UMY yang telah memberikan ilmu untuk mewujudkan Kelurahan Wirokerten menjadi Desa Mandiri Budaya.
Pihaknya berharap UMY melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dapat melakukan pendampingan berkelanjutan terhadap Pokdarwis Wira Jaya dalam mengelola desa wisata dengan berbagai program kegiatan.
“Semoga kegiatan pengabdian dari UMY seperti ini dapat terus mendampingi Kelurahan Wirokerten dan Pokdarwis Wira Jaya hingga tercapai cita-cita bersama yaitu Kalurahan Wirokerten menjadi Desa Mandiri Budaya seperti yang kita harapkan,” pungkasnya. (adam)