PALEMBANG, fornews.co – Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, sekaligus Koordinator BMKG Sumatra Selatan, Nuga Putrantijo mengatakan, puncak musim kemarau di Sumsel akan terjadi pada Agustus hingga September 2019. Sumsel pada tahun ini diprediksi akan mengalami kekeringan lebih parah dari tahun 2018.
“Secara umum kemarau 2019 lebih kering dari pada 2018 lalu,” katanya dalam rapat koordinasi terkait persiapan siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatra Selatan 2019, Selasa (02/07).
Menurut Nuga, dari data yang sudah dianalisis sampai dengan 30 Juni 2019, ada beberapa wilayah Sumsel yang mengalami kekeringan selama 20 hari. Hal itu menyebabkan potensi Kebakaran Hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa wilayah di Sumsel sangat besar.
“Sumsel wilayah bagian tengah di antaranya Muaraenim, sebagian OKU Timur, Banyuasin terhitung sejak dasarian kemarin mengalami kekeringan. Jadi potensi kebakaran hutan dan lahan sangat besar. Itu sudah kita sampaikan kepada Kepala BPBD dan instansi terkait, kita perlu cukup waspada,” ungkapnya.
Sementara kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah mengatakan, untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait seperti TNI, Polri, Dinas kehutanan, Perkebunan dan Pertanian serta perangkat desa, untuk melakukan pencegahan, pemadaman darat dan penegakan hukum sampai dengan dengan operasi udara.
Menurutnya, kebakaran sering terjadi di desa-desa yang rawan Karhutla. Untuk pencegahannya, akan diterjunkan pasukan dari Mabes TNI, Mabes Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan menurunkan pasukan di desa yang rawan kebakaran.
“Upaya yang kita lakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat, pendidikan serta pelatihan. Kemudian pemerintah pusat akan menerjunkan pasukan mencegah di desa-desa yang terjadi kebakaran. Jadi pencegahan dari desa itu juga,” ujarnya.
Iriansyah juga mengatakan, Sumatra Selatan telah mendapatkan bantuan 4 unit
helikopter water bombing dari BNPB, dan Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru juga telah mengusulkan kepada Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk melakukan hujan buatan.
“Titik api memang ada peningkatan tapi nanti kita cek terlebih dahulu mengenai kebakaran yang ada di Ogan Ilir. Kita sudah melakukan pemadaman darat dan pemantauan titik-titik api,” ujarnya.
Terpisah, Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengatakan, Sumsel merupakan daerah yang memiliki lahan gambut seluas 1,4 hektar. Dengan lahan begitu luas tentu potensi terjadinya kebakaran cukup besar.
Deru menegaskan, mencegah karhutla bukan semata-mata hanya tugas pemerintah, TNI dan Polri, melainkan juga adalah tugas bersama seluruh masyarakat.
“Nanti kita juga di hari launching pencegahan karhutla kita akan meresmikan Satgas-satgas di desa yang mempunyai potensi (karhutla),” katanya.(irs)