SEKAYU, fornews.co – Langkah salah satu rumah makan pindang dan masakan laut di Kota Sekayu yang mengganti pembungkus atau wadah makanan dari styrofoam dan plastik ke pelepah pinang justru menguntungkan.
Selain memang mengurangi penggunaan plastik, cara ini juga ternyata bisa menghemat biaya operasional usaha mereka.
“Kalau pakai pelepah pinang jelas lebih ramah lingkungan, dan harganya lebih murah dibandingkan plastik atau stryofoam,” kata pemilik RM skyseafoodlover, Ratna.
Rumah makan yang berada di samping Polsek Sekayu itu, mulai mengganti wadah pembungkus makanan sejak adanya gerakan menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan yang digagas Bupati Muba, Dodi Reza Alex.
“Sebagai pelaku UMKM, selain lebih hemat dan ekonomis, memakai pelepah pinang ini sepakat mendukung gerakan pak Bupati Dodi Reza,” ungkap Ratna.
Mendengar hal tersebut, Bupati Muba, Dodi Reza Alex mengapresiasi sejumlah rumah makan di Bumi Serasan Sekate yang telah menggunakan pelepah pinang sebagai pengganti plastik dan styrofoam.
“Saya berharap bertahap semua RM di Muba nantinya mulai memanfaatkan pelepah pinang untuk kebutuhan penjualan makanan sebagai pengganti plastik dan styrofoam,” kata dia.
Dodi menjelaskan, bahwa produk hasil inovasi pengelolaan pelepah pinang menjadi wadah makanan pengganti styrofoam ini sumbangan Muba untuk dunia serta bagain menjaga alam yang ramah lingkungan.
“Bicara tentang pemberdayaan masyarakat desa, ya seperti ini caranya. Selain berkontribusi menjaga alam, perekonomian masyarakat desa bisa meningkat,” jelas dia.
Setelah mensupport produk ini, terang Dodi, Pemkab Muba akan melakukan uji klinis hingga pengembangan produk lainnya. Tentu dengan melibatkan stakeholder terkait untuk dilakukan uji klinis dan mengeksplor produk lain yang bisa dibuat dari pelepah pinang ini.
“Inovasi piring ini langkah konkrit untuk pengentasan kemiskinan warga pedesaan di Muba. Makanya harus di support total. Dengan inovasi- inovasi seperti ini dapat menambah penghasilan warga Muba serta mengangkat nama daerah kita,” terang dia.
Olahan pelepah pinang ini awalnya diinisiasi warga Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, yang mengolah bahan limbah ramah lingkungan berupa pelepah pinang menjadi piring dan kotak makanan.
Menurut Ketua Kelompok Koperasi Mendis Maju Bersama, Supriyanto, warga yang bermukim di kawasan hidrologis gambut Sungai Merang ini sudah menjual hasil kerajinan tangan tersebut kepada para wisatawan. Bahkan belum lama ini, mereka mendapat pesanan sebanyak 2.500 kotak nasi dari restoran di Jakarta.
Disinggung soal pembuatan wadah makanan atau kotak nasi dari pelepah pinang tersebut, Sipriyanto melanjutkan, bahwa teknologi yang diterapkan untuk pembuatan produk ini relatif sederhana, karena hanya menggunakan alat mesin press.
“Mulai dari pelepah pinang dicuci, kemudian dicetak menggunakan mesin press lalu dikeringkan menggunakan pemanas elektrik maupun secara manual di bawah terik matahari,” kata dia.
Berikutnya, dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Lalu pelepah ditaruh ditempat penyimpanan bahan baku atau bisa langsung di cetak. Sebelum cetak, pelepah harus dibasahi agar lebih lentur dan tidak gampang sobek, dan uniknya tidak perlu dipelitur karena bisa mengkilat secara alami. (yah)