fornews.co — Belasan anak dari delapan istri Mustahar tersebar di berbagai penjuru dunia. Lelaki kelahiran Jogjakarta itu menolak menjadi penerus raja Mataram.
Setelah ayahnya diangkat menjadi Raja bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana III, lelaki bernama lengkap Bendara Raden Mas Mustahar memilih menjadi ahli agama.
Baca: Mimis Kencana Siasat Perang Pangeran Diponegoro dan Pakubuwono VI Hancurkan Belanda
Mustahar yang gemar membaca adalah pecinta alam dan pecinta binatang. Selain dekat dengan rakyat juga dikenal romantis dan suka guyon. Bahkan semasa di Selarong dan Selareja ia senang berkebun dengan berbagai tanaman kesukaannya.
Di tempat persemediannya di Selarejo dan Selarong, Mustahar menanam bunga, buah-buahan, sayur-sayuran, memelihara ikan, burung tekukur, kura-kura, buaya hingga harimau.
Kepribadiannya yang berbeda dari lelaki pada umumnya menaruh perhatian Raden Ayu Retno Madubrongto karena ilmu agamanya.
Baca: Misteri Perang Diponegoro
Madubrongto yang juga guru agama merupakan putri kedua dari Kiai Gede Dadapan. Ia kemudian dipersunting Bandara Raden Mas Mustahar.
Bandara Raden Mas Mustahar yang bernama Islam Sultan Abdul Hamid Herucakra Amirul Mukminin Sayyidin Panatagama Kalifatu Rosulillah ing Tanah Jawa sempat beberapa kali berubah nama.
Raden Mas Mustahar sempat berubah nama menjadi Bendara Raden Mas Antawirya dan kembali diubah menjadi Bendara Pangeran Harya Dipanegara setelah ayahnya bertahta.
Baca: Kampung Tua di Yogya sejak Mataram Islam
Di usia 27 tahun untuk pertama kali sang Pangeran menikah dengan Raden Ayu Retno Madubrongto.
Dari pernikahan itu lahir dua anak laki-laki yang kemudian diberikan nama Raden Mas Ontowiryo Anem bergelar Pangeran Diponegoro II dan Raden Mas Dipoatmojo.
Dikutip dari Perpustakaan Nasional, diungkapkan Ki Roni Sodewo, pernikahan pertama Pangeran Diponegoro terjadi tahun 1803 ketika masih tinggal di Tegalrejo.
Baca: Keturunan Senopati Perang Diponegoro Menjadi Penjaga Retribusi Goa Selarong
Pangeran Diponegoro menikah dengan Raden Ayu Retno Madubrongto di Tempel, Sleman, tak jauh dari perbatasan Kedu dengan Jogjakarta.
Kiai Gede Dadapan ayah Raden Ayu Retno Madubrongto adalah kepala wilayah di Pathok Nagari. Ia juga pengikut setia keluarga Raja Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus guru agama Pangeran Diponegoro semasa kecil di Tegalrejo.
Selama menjadi santri di Pondok Mlangi itulah segala kebutuhan Pangeran Diponegoro kecil diurusi oleh ayah Madubrongto.
Baca: Pameran Lukisan Babad Diponegoro Libatkan 51 Perupa Indonesia
Kedekatan hubungan itu kemudian mengantar puterinya menjadi wanita pilihan Pangeran Diponegoro menjadi pendamping hidup.
Namun, sebelas tahun kemudian tahun 1814, Raden Ayu Retno Madubrongto wafat.
Delapan Kali Pernikahan Pangeran Diponegoro
Pada 27 Februari 1807, atas permintaan ayahnya Sri Sultan Hamengku Buwana III, Pangeran Diponegoro kembali menikah untuk kedua kalinya meski istri pertamanya tidak menolak.
Pangeran Diponegoro menikah dengan Raden Ajeng Supadmi puteri seorang bupati dari Panolan Jipang, Kesultanan Jogjakarta bernama Raden Tumenggung Natawijaya III.
Baca: Pameran Lukisan Pangeran Diponegoro tidak Hanya Dinikmati Kolektor
Namun, tiga tahun kemudian Pangeran Diponegoro bercerai. Dari pernikahan yang pendek itu melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak dewasanya bersifat arogan.
Pada tahun 1808 Pangeran Diponegoro kembali menikah untuk ketiga kalinya. Sang Pangeran menikah dengan R.A. Retnadewati.
R.A. Retnawati adalah puteri seorang kiai yang bermukim di Selatan Jogjakarta.
Berdasarkan keterangan sejumlah sumber R.A. Retnawati wafat beberapa tahun kemudian, setelah menjadi istri Pangeran Diponegoro tanpa meninggalkan anak.
Pada tahun 1810, Sang Pangeran kembali menikah untuk keempat kalinya dengan Raden Ayu Citrawati.
Raden Ayu Citrawati adalah puteri puteri istri dari Raden Tumenggung Rangga Parwirasentika.
Namun, pernikahannya dengan Raden Ayu Citrawati tidak berumur panjang setelah melahirkan akibat kerusuhan di Madiun.
Karena situasi yang sulit atas kesepakatan keluarga sang bayi kemudian dititipkan kepada Ki Tembi untuk diasuh.
Untuk keselamatan si jabang bayi kemudian diberi nama samaran Raden Mas Singlon.
Tanggal 28 September 1814 Pangeran Diponegoro melangsungkan pernikahan dengan Raden Ayu Maduretno.
Pernikahan dengan puteri pasangan Raden Rangga Prawiradirjo III dengan Ratu Maduretna itu untuk yang kelima kalinya.
Perlu diketahui Ratu Maduretna merupakan puteri dari Sri Sultan Hamengku Buwana II.
Sedangkan Raden Ayu Maduretno adalah saudara Sentot Prawiradirdja satu ayah lain ibu.
Pada Januari 1828, sang Pangeran kembali menikah untuk keenam kalinya dengan Raden Ayu Retnoningrum puteri Pangeran Penengah atau Dipawiyana II.
Selanjutnya untuk ketujuh kalinya Pangeran Diponegoro menikah dengan Raden Ayu Retnaningsih puteri seorang bupati Jipang Kepadhangan bernama Raden Tumenggung Sumaprawira.
Dan yang terakhir, kedelapan, Pangeran Diponegoro menikahi R.A. Retnakumala puteri Kiai Guru Kasongan.
Dari semua pernikahan tersebut, Pangeran Diponegoro dikaruniai 12 putera dan 5 puteri yang seluruh keturunannya tersebar di berbagai penjuru dunia.
Seluruh keturunan Pangeran Diponegoro juga tersebar di Jawa, Sulawesi, Madura, Maluku, Jerman, Serbia, Australia, Belanda, dan Arab Saudi. (adam)
Copyright © Fornews.co 2023. All rights reserved.